Rabu, 29 Juli 2015

Susunan Kabinet



SUSUNAN KABINET INDONESIA BERSATU II 2009-2014

A.     MENTRI KOORDINATOR
1
Menko Politik Hukum dan Keamanan
: Marsekal (Purn) Djoko Suyanto
2
Menko Perekonomian
: Hatta Rajasa
3
Menko Kesra
: R. Agung Laksono
           
B.     MENTRI DEPARTEMEN
1
Mentri Dalam Negeri
: Gamawan Fauzi
2
Mentri Luar Negeri
: Marty natalegawa
3
Mentri Pertahanan
: Purnomo Yusgiantoro
4
Mentri Hukum dan HAM
: Amir Sjamsuddin
5
Mentri Keuangan
: Agus Martowardjojo
6
Mentri ESDM
: Jero wacik
7
Mentri Perindustrian
: MS. Hidayat
8
Mentri Perdagangan
: Gita Wirjawan
9
Mentri Pertanian
: Suswono
10
Mentri Kehutanan
: Zulkifli Hasan
11
Mentri Perhubungan
: EE Mangindaan
12
Mentri Kelautan dan Perikanan
: Tjitjip Sutardjo
13
Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
: Muhaimin Iskandar
14
Mentri Pekerjaan Umum
: Djoko Kirmanto
15
Mentri Kesehatan
: Endang Rahayu Sedyaningsih
16
Mentri Pendidikan dan Kebudayaan
: Muhammad Nuh
17
Mentri Sosial
: Salim Segaf Al Jufri
18
Mentri Agama
: Suryadarma Ali
19
Sekretaris Negara
: Sudi Silalahi
20
Mentri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
: Dr. Mari Elka Pangestu
21
Mentri Komunikasi dan Informatika
: Tifatul Sembiring


           
C.     MENTRI NEGARA
1
Mentri Riset dan Teknologi
: Gusti Muhammad Hatta
2
Mentri Koperasi dan UKM
: Syarifudin Hassan
3
Mentri Lingkungan Hidup
: Beerth Kambuaya
4
Mentri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
: Linda Amalia Sari Gumelar
5
Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
: Azwar Abubakar
6
Mentri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
: Ahmad Helmy Faishal Zaini
7
Mentri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas
: Armida Alisjahbana
8
Mentri BUMN
: Dahlan Iskan
9
Mentri Pemuda dan Olahraga
: Andi Alfian Mallarangeng
10
Mentri Perumahan Rakyat
: Djan Faridz
























T U G A S
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN



O
L
E
H



NAMA           : LINDA LEO
KELAS         : VI C

SEKOLAH DASAR NEGERI NAIKOTEN II
KUPANG
2015

Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Pidato



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Tidak mudah bagi guru bahasa Indonesia untuk mengajarkan keterampilan berbahasa karena bahasa merupakan alat untuk berpikir dan belajar. Dengan adanya bahasa memungkinkan seseorang untuk berpikir secara abstrak. Seseorang dapat memikirkan sesuatu meskipun objek yang dipikirkan itu tidak berada didekatnya. Dengan bahasa, seseorang dapat mengekspresikan sikap dan perasaannya. Seseorang dapat menyampaikan segala hal yang berkecambuk dalam pikiran dan hatinya, tidak hanya dengan ekspresi dan gerak-gerik tubuh, tetapi juga dengan bahasa. Bahasa dapat pula dianggap sebagai alat komunikasi yang paling tepat. Dengan begitu guru harus bekerja keras untuk menampilkan sesuatu yang terbaik, sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti setiap materi yang akan diajarkan.
            Dalam Kurikulum Tingkat  Satuan Pendidikan (KTSP), terdapat empat keterampilan berbahasa diantaranya: Keterampilan Menyimak (Listening Skills), Keterampilan berbicara (Speaking Skills), Keterampilan membaca (Reading skills), dan Keterampilan Menulis (Writing Skills). Diantara keempat keterampilan tersebut, keterampilan terdapat diawal karena seseorang belajar bahasa tidak hanya langsung berbicara, membaca dan menulis tetapi, terlebih dahulu menyimak atau mendengarkan.
            Menulis pada dasarnya bukan hanya sekedar menuangkan bahasa ujaran ke dalam sebuah tulisan, tapi merupakan ujaran mekanisme curahan ide, gagasan atau ilmu yang dituliskan dengan struktur yang benar, berkoherensi dengan baik antar paragraf dan bebas dari kesalahan-kesalahan mekanik seperti ejaan dan tanda baca. Menulis adalah sebuah kemampuan, kemahiran dan kepiwaian seseorang dalam menyelesaikan gagasannya ke dalam sebuah wacana agar dapat diterima oleh pembaca yang heterogen baik secara intelektual maupun sosial.
            Tarigan (1994:4) menyatakan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis, penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa dan kosa kata. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur.
            Keterampilan menulis merupakan kegiatan berbahasa yang harus diajarkan kepada siswa karena kegiatan ini merupakan penentu keberhasilan dalam pengajaran. Dengan menulis siswa dapat lebih mengenali keterampilan potensi diri untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang suatu topik yang disampaikan. Untuk mengembangkan topik ini siswa harus berpikir dalam menggali pengetahuan serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulisnya. Dengan demikian, menulis memperluas wawasan baik secara teoritis maupun mengenai fakta-fakta yang berhubungan dengan pidato.

B. Perumusan Masalah
            Adapun beberapa perumusan masalah yang bertitik tolak pada permasalahan di atas, penulis mencoba merumuskan penulisan Proposal Mini dalam bentuk pertanyaan yaitu: “mampukah metode kolaborasi meningkatkan kemampuan menulis teks pidato siswa kelas x SMA Negeri Kuanfatu, pada tahun ajaran 2015/2016 dengan baik”?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
            1.1 Tujuan Penulisan
            Untuk mengetahui kemampuan penulis dalam melaksanakan pembelajaran menulis teks pidato dengan menggunakan metode kolaborasi: (a). Untuk mengetahui kemampuan menulis teks pidato siswa kelas x SMA Negeri Kuanfatu pafda tahun 2015/2016. (b). Untuk mengetahui ketepatan metode kolaborasi dalam pembelajaran menulis teks pidato pada siswa kelas x SMA Negeri Kuanfatu.
            1.2 Manfaat Penulisan
            Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara psikis; secara teoritis dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu dan mendukung teori menulis yang sudah ada; secara praktis kemampuan menulis teks pidato dapat ditumbuh kembangkan dan dibina secara berkesinambungan sampai Perguruan Tinggi.





























BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN METODELOGI PENULISAN

            Seperti telah penulis kemukakan di atas bahwa penelitian ini penulis lakukan untuk mengetahui kemampuan menulis teks  pidato siswa dengan prestasi belajar. Dengan demikian, metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Dengan metode ini penulis mendeskripsikan dan menganalisis kemampuan menulis teks pidato menggunakan metode kolaborasi dengan prestasi belajar siswa kelas x SMA Negeri Kuanfatu di Tahun Ajaran 2015/2016. Metode penulisan Proposal Mini ini juga, dengan menggunakan bahan-bahan penunjang yang berhubungan dengan permasalahan.
            Metodelogi yang dipakai dalam penulisan Proposal Mini adalah metode deskriptif yang bersifat eskploratif. Ahli yang menemukan tentang penelitian ini adalah (Sukardi, 2003: 162), mengatakan bahwa: penelitian deskriptif adalah suatu metode penulisan yang berusaha menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya, dengan tujuan menggambarkan sistematis fakta dan karakteristik objek yang diteliti secara tepat.








           
           
           



BAB III
PEMBAHASAN

            Menulis bukan hanya sekedar menuangkan bahasa ujaran ke dalam sebuah tulisan, tetapi merupakan ujaran mekanisme curahan ide, gagasan, atau ilmu yang dituliskan dengan struktur yang benar, berkoherensi dengan baik antar paragraf dan bebas dari kesalahan-kesalahan mekanik seperti ejaan dan tanda baca. Menulis adalah sebuah kemampuan, kemahiran dan kepiwaian seseorang dalam menyampaikan gagasan ke dalam sebuah wacana agar dapat diterima oleh pembaca yang heterogen secara intelektual dan maupun sosial.
            Dalam kehidupan sehari-hari, kita pernah mendengarkan pidato, dimedia elektronik maupun dalam bentuk pertemuan tetapi tidak banyak dari mereka yang memahami bagaimana cara membuat pidato yang baik dan benar. Karena meskipun sudah termasuk dalam kurikulum pelajaran bahasa Indonesia, nyatanya masih sedikit guru-guru yang memberikan perhatian lebih untuk subjek yang satu ini. Padahal pidato sangat besar manfaatnya terutama untuk anak usia sekolah, kerena selain dapat mengasah kemampuan verbal dalam mengungkapkan pendapat, pidato juga terbukti dapat meningkatkan rasa percaya diri dalam menghadapi orang banyak. Tidak banyak pula contoh naskah pidato yang baik dan benar yang beredar dimasyarakat, kecuali beberapa contoh pendek dalam buku pelajaran bahasa Indonesia.
            Tentunya kami sebagai anak-anak bangsa merasa prihatin dengan kondisi tersebut, terutama jika memikirkan dampak negatifnya untuk generasi-generasi muda Indonesia, maka dari situlah kami memutuskan untuk mempulish beberapa informasi yang secara lengkap berisi tentang contoh naskah pidato yang baik dan benar. Begitu pula dalam berpidato para pembaca pandangannya harus ke depan tidak hanya fokus saja pada teks yang ada, tetapi pembaca harus menguasai isi dari sebuah pidato tersebut. Bila ia sering berpidato dan akrab dengan dunia pidato, secara otomatis pidato tidak menjadi asing baginya. Bahkan, sedikit banyak ia mampu berpidato dengan baik. Dalam berpidato juga seseorang dapat menggunakan berbagai macam metode yang ada misalnya dalam hal ini menghafal naskah (teks yang dipersiapkan sebelumnya), impromtu (bersifat spontan, tanpa persiapan).
            Dalam penulisan Proposal Mini ini, penulis dapat mengambil topik “ Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Pidato” khususnya dalam teks pidato” Perpisahan” Kelas XII SMA Negeri Kuanfatu pada tahun 2015/2016. Berdasarkan pidato” Perpisahan” ini merupakan suatu perpisahan bagi Kepala Sekolah, Guru, Pegawai, serta siswa-siswi Kelas X sampai Kelas XI SMA Negeri Kuanfatu pada tahun 2015/2016.
A. Deskripsi Kasus.
            Kasus-kasus yang dialami oleh para siswa boleh dikatakan masih bisa dikontrol dan diatasi dengan baik. Persoalan para siswa-siswa berhubungan dengan kenakalan remaja dan persoalan siswa yang sedang berusaha untuk mengaktualisasikan hidup mereka dengan para sesama, para siswa seumur hidup, dengan para gurunya, dengan para penjaga dan satpam dengan para pegawai administrasi sekolah bahkan dengan masyarakat dengan aparat keamanan yang datang. Pertama-tama patut diakui bahwa ketika para remaja itu menginjak bangku SMA, seketika postur tubuh mereka menjadi sedemikian besar. Ciri fisik mereka menunjukkan tanda-tanda dewasa yang mulai tinggi.
B. Analisis Kasus.
            Pada kasus Pidato  ini kita dapat melihat bahwa pada saat siswa membaca tidak ada gangguan teknis karena siswa yang berpidato menggunakan, naskah dan tidak ada massa yang dapat menyebabkan gangguan teknis. Pada contoh kasus ini yang terjadi adalah gangguan semantik, sehingga terjadi berbagai macam makna dari pidato siswa tersebut.







BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
            Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, pidato merupakan suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan dengan orang banyak. Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik atau umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karier yang baik.
B. Saran
            Dari penulisan Proposal Mini ini penulis dapat menyarankan kepada pembaca, agar lebih kritis dan bersifat rasional dalam mencapai cita-cita. Dan juga penulis disarankan kepada mahasiswa untuk lebih kritis dan lebih cermat dalam menulis Proposal Mini yang terdapat dalam sebuah pidato