Selasa, 24 September 2013

Contoh mengenai Oganisasi dan Manajemen Berkas


Nama    : Bunce Kase
N I M     : 10110004
Prodi                     : TI
Jenjang                                : S1

Soal:
Carilah contoh mengenai manajemen dan organisasi berkas?
Organisasi Berkas ialah suatu teknik atau cara untuk  menyatakan dan menyimpan record-record dalam sebuah berkas / file
·         Ada 4 teknik dasar organisasi file, yaitu :
Ø  Sequential
Ø  Relative
Ø  Indexed Sequential
Ø  Multi – Key
Secara umum keempat teknik dasar tersebut berbeda dalam cara pengaksesannya, yaitu :
Keuntungan dari berkas relatif ini  adalah  kemampuan  mengakses record secara langsung. Sebuah record dapat di  retrieve,  insert,  modifikasi  atau  di delete; tampa mempengaruhi record lain dalam berkas yang sama.
Contoh : Magnetic Disk
Keuntungan
Ø  Kemampuan untuk mengakses record berikutnya secara tepat.

Keterbatasan
Ø  Tidak dapat mengakses langsung pada record yang diinginkan 
Contoh : Magnetic Tape
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses pemilihan organisasi file :
}        Karakteristik dari media penyimpanan yang digunakan
}        Volume dan frekuensi dari transaksi yang diproses
}        Respontime yang diperlukan
Cara memilih organisasi file tidak terlepas dari 2 aspek utama, yaitu :
}        Model Penggunaannya
}        Model Operasi File

Tujuan utama dari pada Manajemen Berkas yang diharapkan oleh suatu perusahaan dalam kegiatan usahanya adalah mencapai laba atau nilai yang optimal dengan menggunakan sumberdaya secara efektif dan efisien untuk kelangsungan hidup perusahaan. Dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan, pihak-pihak yang terlibat paling dominan adalah pihak manajemen dan para pemegang saham. Guna mencapai tujuan perusahaan tersebut, pihak manajemen memiliki tujuan untuk mempertahankan keberhasilan yang akan dicapai dengan melihat kelemahan dan kekuatan yang terdapat dalam perusahaan serta menjalankan kebijaksanaan perusahaan dengan baik dan tepat. Kebijaksanaan tersebut meliputi bidang Pemasaran, Keuangan, Sumberdaya Manusia, Produksi dan sebagainya sehingga memerlukan tinjauan manajmen strategi tertentu.

Jumat, 19 Juli 2013

Ferki Skripsi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada dasarnya manusia diciptakan tidak ada yang sama dengan manusia yang lainnya. Tidak ada seorang manusia yang tidak memiliki kekurangan dan tidak ada manusia yang ingin dilahirkan ke dunia dengan menyandang kelainan atau memiliki kecacatan. Dengan demikian juga tidak ada seorang ibu yang menghendaki kelahiran anaknya menyandang kecacatan. Maka sejak kelahirannya ke dunia, anak cacat atau dikenal dengan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya. Konsekuensi logis bila Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) akan menghadapi banyak tantangan dari lingkungan keluarga, masyarakat, maupun lingkungan pendidikan.
Kelahiran seorang Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) tidak mengenal apakah mereka dari keluarga kaya, keluarga berpendidikan, keluarga miskin, dan keluarga yang beragama atau tidak. Seorang Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dilahirkan pada satu keluarga bukan berarti keluarga tersebut mendapat kutukan, tetapi dilahirkan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) pada satu keluarga karena Tuhan menguji atau memberi kesempatan pada keluarga tersebut untuk berbuat yang terbaik pada anaknya.
Sebagai manusia, Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) memiliki hak untuk tumbuh dan berkembang di tengah-tengah keluarga, masyarakat dan bangsa. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) memiliki hak untuk berpendidikan seperti anak yang tidak memiliki kelainan atau anak yang normal.

Tidak ada satu alasan bagi Sekolah Luar Biasa (SLB) dan sekolah umum yang tidak menerima atau melarang Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) untuk masuk di sekolah tersebut. Bersama Guru Pembimbing Khusus yang memiliki pengetahuan dan keterampilan Pendidikan Luar Biasa (PLB) bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan anak. Apakah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) membutuhkan kelas khusus, program khusus dan layanan khusus tergantung dari tingkat kemampuan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Seolah-olah Pendidikan Luar Biasa hanya ada di Sekolah Luar Biasa sehingga sering orang menemukan anak menyandang cacat atau Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Luar Biasa. Hal ini tidak benar, sebab Sekolah Luar Biasa bukan habitatnya. Habitat Anak Berkebutuhan Khusus sama dengan habitat anak pada umumnya yang normal. Anak Berkebutuhan Khusus berada di Sekolah Luar Biasa apabila di sekolah biasa sudah tidak dapat menangani pendidikannya, atau memang kehendak dan hak anak itu sendiri. Pandangan lain yang salah dari sebagian besar orang umum yaitu seolah-olah Pendidikan Luar Biasa hanya bisa diberikan di Sekolah Luar Biasa atau seolah-olah Pendidikan Luar Biasa itu identik dengan Sekolah Luar Biasa.
Hal tersebut tidak benar karena pelayanan Pendidikan Luar Biasa bisa diberikan di sekolah biasa dengan pembelajaran yang diadaptifkan pada anak berdasarkan kelainan dan karakteristiknya pada guru biasa. Karena itu pembelajaran adaptif bagi Anak Berkebutuhan Khusus perlu juga bagi guru biasa sehingga Anak Luar Biasa (ALB) mendapat pelayanan Pendidikan Luar Biasa di sekolah.
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah anak yang mengalami kelainan sedemikian rupa baik fisik, mental, sosial maupun kombinasi dari ketiga aspek tersebut, sehingga untuk mencapai potensi yang optimal ia memerlukan Pendidikan Luar Biasa (PLB).
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sistematis melalui kegiatan- kegiatan dalam rangka pertumbuhan dengan kecerdasan serta watak.
Pembelajaran Penjas Adaptif dirancang khusus bagi para siswa Pendidikan Luar Biasa (PLB) dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan bagi mereka. Beberapa faktor yang menuntut tercapainya penyelenggaraan pembelajaran penjas adaptif yaitu:
1. Pembelajaran Penjas Adaptif disesuaikan dengan jenis dan karakteristik kelainan siswa dengan tujuan, program ini akan dapat membantu dan menolong siswa memahami keterbatasan kemampuan jasmani dan mentalnya.
2. Kelainan fungsi postur, sikap tubuh dan pada mekanika tubuh merupakan faktor lain yang menjadi perhatian para pendidik karena dapat membantu siswa melindungi diri sendiri dari kondisi yang dapat memperburuk keadaannya.
3. Pembelajaran Penjas Adaptif harus mengacu pada program jasmani yang progresif untuk dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan jasmani individu Anak Berkebutuhan Khusus.
Apabila ketiga faktor tersebut di atas diabaikan mustahil pendidikan jasmani adaptif dapat mempengaruhi dan bahkan dapat menghambat siswa berperilaku sebagai objek bukan sebagai subjek namun sebaliknya, apabila ketiga faktor tersebut di atas diperhatikan maka Pendidikan Jasmani Adaptif akan dengan mudah membantu siswa melakukan penyesuaian sosial dan dapat mengembangkan perasaan siswa memiliki harga diri dan tingkat kepercayaan diri yang tinggi.
Model pembelajaran penjas adaptif adalah perencanaan yang digunakan merancang dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani.
Macam model pembelajaran yaitu:
1. Ceramah; merupakan suatu cara penyampaian informasi dengan lisan dari seorang guru kepada sejumlah Anak Berkebutuhan Khusus.
2. Praktik dan latihan; merupakan suatu teknik untuk membantu Anak Berkebutuhan Khusus agar dapat menghitung dengan cepat yaitu dengan banyak latihan dan mengerjakan soal.
3. Demonstrasi; merupakan suatu cara penyampaian informasi yang mirip dengan ceramah, tetapi frekuensi pembicara lebih sedikit dari pendengar.
Mengenai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani sangat bermanfaat bagi pertumbuhan seseorang baik pertumbuhan fisik, emosional maupun kecerdasan intelektual serta spiritual, maka untuk mencapai hal tersebut tidak terlepas dari peranan pemerintah dan tenaga pendidik untuk merancang kurikulum atau pembelajaran yang sesuai dengan latar belakang anak baik dari segi fisik maupun mental.
Berdasarkan gambaran di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) PADA SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI SOE ”
B. Identifikasi masalah
Mencermati latar belakng di atas, maka penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Peranan sekolah terhadap model pembelajaran pendidikan jasmani adaptif pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
2. Model pembelajaran pendidikan jasmani adaptif yang diterapkan bagi Anak Berkebutuhan Khusus pada Sekolah Luar Biasa Negeri SoE.
C. Batasan masalah
Mengingat luasnya masalah dalam penelitian ini dan demi efisiensi waktu penelitian, maka penulis membatasi permasalahan dan hanya akan memfokuskan pada: Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
D. Rumusan masalah
Mencermati identifikasi masalah di atas maka penulis dapat merumuskan masalah penelitian yaitu: Bagaimana pembelajaran penjasorkes bagi Anak Berkebutuhan Khusus pada Sekolah Luar Biasa Negeri SoE?
E. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Sebagai pedoman bagi para Guru Sekolah Luar Biasa (SLB) tingkat dasar, instansi, organisasi masyarakat yang terkait dalam upaya pemberdayaan individu penyandang cacat agar mampu mengembangkan dan meningkatkan kualitas dirinya sebagaimana yang kita harapkan bersama dalam model pembelajaran.


b. Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dalam proses pembelajaran Penjasorkes pada Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri SoE.
- Untuk mengtahui Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani Adaptif bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) pada Sekolah Luar Biasa Negeri SoE.
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Teoritis
- Sebagai sumbangan ilmiah untuk perkembangan ilmu pengetahuan khususnya Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.
- Sebagai bahan acuan atau landasan dalam peningkatan pengembangan latihan untuk memperoleh data-data serta model pembelajaran yang cocok bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
b. Kegunaan Praktis
- Sebagai informasi untuk Universitas PGRI khususnya bagi FKIP Olahraga dalam pengembangan ilmu pendidikan jasmani.
- Sebagai masukan bagi pemerintah kabupaten TTS supaya melihat olahraga di SLB maupun di Panti Asuhan.
1. Definisi operasional konsep
1. Model
Ellias M. Awad (1979) mengemukakan bahwa: Model sebagai suatu presentasi dari suatu kenyataan sistem yang direncanakan.
2. Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar dan sistematis melalui tahap perencanaan, perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi.
3. Model pembelajaran
Model Pembelajaran merupakan sebuah rencana yang dimanfaatkan untuk merancang. Isi yang terkandung didalam model pembelajaran adalah berupa strategi pengajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan istruksional.
4. Pendidikan Jasmani Adaptif
Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendlidkian secara keseluruhan, bertujuaan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani ketrampilan berpikir kritis, stabilitas emosional, ketrampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga.
5. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah anak yang memiliki keterbatasan khusus sedemikian rupa baik fisik, mental maupun sosial sehingga ia memerlukan Pendidikan Luar Biasa (PLB). Pendidikan Luar Biasa (PLB) merupakan pendidikan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).









BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pendidikan Jasmani Adaptif
1. Pengertian pendidikan jasmani adaptif.
Secara mendasar pendidikan jasmani adaptif adalah sama dengan pendidikan jasmani biasa. Pendidikan jasmani merupakan salah satu aspek dari seluruh proses pendidikan secara keseluruhan.
Pendidikan jasmani adaptif adalah suatu sistem penyampaian layanan yang bersifat menyeluruh dan dirancang untuk mengetahui, menemukan dan memecahkan masalah dalam ranah psikomotor, afektif dan kognitif.
Menurut Arma Abdullah, (1996:2) mengatakan bahwa: Pendidikan jasmani adaptif merupakan salah satu alternatif untuk membantu Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) mengoptimalkan kemampuannya di dalam gerak.
Dalam pendidikan jasmani adaptif Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) hanya belajar keterampilan motorik, lebih dari itu mereka belajar pengetahuan tentang berbagai macam aktivitas yang dapat memberikan kepuasan, mengembangkan sikap dan apresiasi terhadap berbagai aktivitas yang mereka ikuti, mereka juga belajar bagaimana memanfaatkan waktu luang sebagai bentuk rekreasi yang dapat memberikan kesenangan baik secara fisiologis, psikologis dan sosialnya.



Menurut Arma Abdullah dan Agus Manadji (1996:3) mengatakan bahwa: Pendidikan jasmani adaptif adalah pendidikan melalui program pendidikan jasmani yang dimodifikasi untuk memungkinkan individu dengan kelainan memperoleh
kesempatan. Dalam pendidikan jasmani adaptif juga perlu dikembangkan strategi pembelajaran dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan setiap siswa.
2. Ciri dari program pengajaran pendidikan jasmani adaptif.
Sifat program pengajaran pendidikan jasmani adaptif memiliki ciri khusus yang menyebabkan pendidikan jasmani ditambah dengan kata adaptif.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa pendidikan jasmani khusus adalah satu bagian khusus dalam pendidikan jasmani yang dikembangkan untuk menyediakan program bagi individu dengan kebutuhan khusus.
Ciri program utama dalam pengembangan yaitu:
a. Program Pengajaran Pendidikan Jasmani Adaptif disesuaikan dengan jenis dan karakteristik kelainan siswa. Program ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada siswa yang berkelainan berpartisipasi dengan aman, sukses, dan memperoleh kepuasan. Misalnya: bagi siswa yang memakai kursi roda satu tim dengan yang normal dalam bermain basket, ia akan dapat berpartisipasi dengan sukses dalam kegiatan tersebut bila aturan yang dikenakan kepada siswa yang berkursi roda dimodifikasi.
Oleh karena itu, pendidikan jasmani adaptif akan dapat membantu dan menolong siswa memahami keterbatasan kemampuan jasmani dan mentalnya.



b. Program Pengajaran Pendidikan Jasmani Adaptif harus dapat membantu dan mengkoreksi kelainan yang disandang oleh siswa.
Kelainan pada Anak Luar Biasa bisa terjadi pada kelainan fungsi postur, sikap tubuh dan pada mekanika tubuh. Untuk itu, program pengajaran pendidikan jasmani adaptif harus dapat membantu siswa melindungi diri sendiri dari kondisi yang memperburuk keadaannya.
c. Program Pengajaran Pendidikan Jasmani Adaptif harus dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan jasmani individu Anak Berkebutuhan Khusus.
Untuk itu pendidikan jasmani adaptif mengacu pada suatu program kesegaran jasmani yang progresif, selalu berkembang dan atau latihan otot-otot besar. Dengan demikian tingkat perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus akan dapat mendekati tingkat kemampuan teman sebayanya.
Apabila program pendidikan jasmani adaptif dapat mewujudkan hal tersebut di atas, maka pendidikan jasmani adaptif dapat membantu siswa melakukan penyesuaian sosial dan mengembangkan perasaan siswa memiliki harga diri.
3. Tujuan Pendidikan Jasmani Adaptif.
Sebagaimana dijelaskan di atas betapa besar dan strategisnya peran pendidikan jasmani adaptif dalam mewujudkan tujuan pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus, maka Prof. Arma Abdoellah, M.Sc. Dalam Salmon Runesi dengan buku yang berjudul “Pendidikan Jasmani Adaptif” memerinci tujuan pendididkan jasmani adaptif bagi Anak Berkebutuhan Khusus sebagai berikut:



a. Untuk menolong siswa mengkoreksi kondisi yang dapat diperbaiki.
b. Untuk membantu siswa melindungi diri sendiri dari kondisi apapun yang memperburuk keadaannya melalui Penjas tertentu.
c. Untuk menolong siswa memahami keterbatasan kemampuan jasmani dan mentalnya.
d. Untuk membantu siswa melakukan penyesuaian sosial dan mengembangkan perasaan memiliki harga diri.
e. Untuk membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan dan apresiasi terhadap mekanika tubuh yang baik.
f. Untuk menolong siswa memahami dan menghargai macam olahraga yang dapat diminatinya sebagai penonton.
B. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Adaptif Bagi Anak Berkebutuhan Khusus.
Pembelajaran adaptif merupakan pembelajaran biasa yang dimodifikasi dan dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dipelajari, dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Dengan demikian pembelajaran adaptif bagi Anak Berkebutuhan Khusus hakekatnya Pendidikan Luar Biasa (PLB). Sebab dalam pembelajara adaptif bagi Anak Berkebutuhan Khusus yang dirancang adalah pengelolaan kelas, program dan layanannya.



Program adalah fase (tahap) pendidikan jasmani yang sesuai dengan kebutuhan perorangan karena ketidakmampuan fisik dan ketidakmampuan untuk meningkatkan melalui aktivitas fisik.
Secara temporer atau permanen tidak mampu mengambil dalam program pendidikan jasmani regular atau program-program khusus dibuat bagi siswa yang berhambatan dalam kelas-kelas pendidikan jasmani regular. Program pembelajaran adaptif berarti suatu bagian signifikan dari suatu populasi sekolah yang tidak termasuk dalam kelompok “rata-rata” atau “normal” untuk usia dan kelas pada umumnya.
Pendidikan jasmani adaptif dapat berguna bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yaitu:
1. Dapat membantu mengenal kelainannya dan mengarahkan pada individu- individu atau lembaga-lembaga yang terkait.
2. Dapat memberi kebahagiaan bagi anak dengan kebutuhan khusus, memberi pengalaman bermain yang menyenangkan.
3. Dapat membantu siswa mencapai kemampuan dan latihan fisik sesuai dengan keterbatasannya.
4. Dapat memberi banyak kesempatan untuk mempelajari keterampilan yang sesuai dengan anak-anak yang memiliki kelainan untuk meraih kesuksesan.
5. Pendidikan jasmani dapat berperan bagi kehidupan yang produktif bagi anak dengan kebutuhan khusus dengan mengembangkan kualitas fisik yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan sehari-hari.



Menurut Arma Abdullah, M.Sc menyatakan bahwa tujuan-tujuan program pendidikan jasmani adaptif adalah sebagai berikut:
a. Membantu siswa mengoreksi kondisi-kondisi yang tidak mampu diperbaiki.
b. Membantu siswa cedera dan kondisi-kondisi yang mungkin terjadi sebagai akibat dari partisipasi dalam aktivitas pendidikan jasmani.
c. Memberi kesempatan bagi siswa untuk mempelajari beragam aktivitas rekreasional yang sesuai.
d. Membantu siswa membangun kekuatan organis yang optimal dan kondisi fisik yang optimal sesuai dengan sumber daya fisik mereka.
e. Membantu siswa memahami dan menghargai keterbatasan fisik dan mental mereka.
f. Membantu siswa membangun kesan diri yang berharga.
g. Membantu siswa memahami, menghargai, dan membangun mekanika tubuh yang baik.
h. Membantu siswa memahami dan menghargai olahraga yang nanti mereka menjadi penonton.
C. Hakekat Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Apabila kita berbicara mengenai Pendidikan Luar Biasa (PLB) dalam bahasa Inggris disebut “Special Education” maka tidak bisa lepas dengan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) atau exceptional children. Anak Berkebutuhan Khusus juga dikenal dengan anak cacat, anak berkelainan, dan anak tuna yang dalam pembelajarannya menjadi salah satu kelompok anak yang memiliki kebutuhan khusus.


Dalam Anak Berkebutuhan Khusus juga memiliki penggunaan kosekuensi yang berbeda. Istilah yang tepat adalah dari mana kita memandangnya. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Impairment, Disability dan Handicap.
1. Impairment; hubungan dengan penyakit dan jaringan.
2. Disability; berhubungan dengan kekurangan/kesalahan fungsi atau tidak adanya bagian tubuh tertentu.
3. Handicap; berhubungan dengan kelainan dan ketidakmampuan yang dimiliki seseorang apabila berinteraksi dengan lingkungannya.
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah anak yang memiliki kelainan pada fisik, mental, tingkah laku (behavioral) atau indranya memiliki kelainan yang sedemikian rupa sehingga untuk mengembangkan secara maksimum kemampuannya (capacity) membutuhkan Pendidikan Luar Biasa atau layanan yang berhubungan dengan Pendidikan Luar Biasa.
Menurut Djaja Raharja, (2003:1) mengatakan bahwa: Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah anak yang mengalami kelainan sedemikian rupa baik fisik, mental, sosial, maupun kombinasi dari ketiga aspek tersebut, sehingga untuk mencapai potensi yang optimal ia memerlukan Pendidikan Luar Biasa (PLB).
Dengan hak asasi sebagai anak ia harus tumbuh dan berkembang di tengah lingkungan keluarga, maka Pendidikan Luar Biasa dalam bentuk kelas khusus yang berlokasi pada Sekolah Luar Biasa harus dirancang sedemikian rupa sehingga program dan layanannya dekat dengan lingkungan Anak Berkebutuhan Khusus.



Dengan sikap ini maka timbullah Hak Asasi Manusia (HAM) penyandang cacat yang meliputi:
a. Hak untuk mendidik dirinya (The Right to Educater Oneself).
b. Hak untuk pekerjaan dan profesi (The Right to Occupaation or Profession).
c. Hak untuk memelihara kesehatan dan fisik secara baik (The Right to Maintain Healt and Physicial Well Being).
d. Hak untuk hidup mandiri (The Right to Independent Living).
e. Hak untuk kasih sayang (Right to Love).
Pendidikan Luar Biasa adalah pendidikan biasa yang dirancang, diadaptifkan sesuai dengan karakteristik masing-masing kelainan anak sehingga memenuhi kebutuhan pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus.
Menurut Djaja Raharja. (2003:2) mengatakan bahwa: Pendidikan Luar Biasa (PLB) merupakan pendidikan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Adapun yang dirancang dalam Pendidikan Luar Biasa (PLB) adalah kelas,program dan layanannya. Sehingga Pendidikan Luar Biasa dapat diartikan juga sebagai spesial kelas, program atau layanan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak luar biasa.
D. Model-Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani Adaptif
Model pembelajaran Pendidikan Jasmani Adaptif merupakan perencanaan yang digunakan untuk merancang suatu sistem pendidikan secara keseluruhan.




Dan juga bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berpikir kritis, stabilitas emosional, ketrampilan sosial penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga.
Model pembelajaran pendidikan jasmani adaptif digunakan untuk mengefisienkan materi pengajaran agar sesuai dengan kemampuan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Menurut Bruce Joice dan Marsha Weil, (1972) mengatakan bahwa model mengajar adalah suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pembelajaran, dan membuat petunjuk kepada pengajar di kelas atau lapangan dalam seting pengajaran atau seting lainnya.
Model pembelajaran pendidikan jasmani adaptif pada hakekatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa atau Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media berupa buku, kamera, serta alat-alat teknologi lainnya.
Adapun beberapa macam model pembelajaran yaitu:
1. Ceramah; merupakan suatu cara penyampaian informasi dengan lisan dari seorang guru kepada sejumlah Anak Berkebutuhan Khusus.
2. Praktik dan latihan; merupakan suatu teknik untuk membantu Anak Berkebutuhan Khusus agar dapat menghitung dengan cepat yaitu dengan banyak latihan dan mengerjakan soal.
3. Demonstrasi; merupakan suatu cara penyampaian informasi yang mirip dengan ceramah, tetapi frekuensi pembicara lebih sedikit dari pendengar.


Model pembelajaran pendidikan jasmani telah dikembangkan untuk membantu guru demi memperbaiki kapasitasnya agar mampu menjangkau lebih banyak strategi mengajar yang efektif terhadap Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Dalam dunia pengajaran, model pembelajaran identik dengan pola dasar mengajar, sistem dan prosedur.
Menurut Engkoswara dan Rustiyah, (1984) mengatakan bahwa pola dasar mengajar yaitu: suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang bertautan satu sama lain untuk mencapai tujuan pengajaran.
E. Sarana Dan Prasarana Pembelajaran Pendidikan Jasmani.
1. Pengertian sarana pendidikan jasmani
Istilah sarana mengandung arti sebagai sesuatu yang dapat digunakan atau dapat dimanfaatkan.
Sarana pendidikan jasmani adalah segala sesuatu yang dapat digunakan atau dimanfaatkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani.
Menurut Wirjasanto, (1984:154) Sarana prasarana olah raga adalah suatu bentuk permanen, baik itu di luar ruangan maupun di dalam. Contoh: Cymnasium, lapangan permainan, kolam renang, dsb.
Sarana juga dapat dibagi dalam dua macam yaitu:
a. Peralatan (apparatus), yaitu segala yang dapat digunakan dan dimanfaatkan siswa untuk melakukan kegiatan diatasnya, di dalam, diantaranya atau dibawahnya. Contoh: peti lompat (bertumpu diatasnya), bangku Swedia (untuk merangkak, melompat dsb), gelang-gelang, tiang dan matras lompat tinggi dan sebagainya.

b. Perlengkapan (device), yaitu segala sesuatu yang melengkapi prasarana. Contoh: tanda bendera, garis pembatas atau segala sesuatu yang dapat di manipulasi dengan tangan atau kaki misalnya raket, bola, pemukul dan sebagainya.
- Pengembangan sarana pendidikan jasmani.
Salah satu kendala kurang lancarnya pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah termasuk didalamnya Sekolah Luar Biasa, adalah kurang memadainya sarana yang dimiliki oleh sekolah-sekolah tesebut.
Disamping itu ketergantungan para guru penjas pada sarana yang standart serta pendekatan pembelajaran pada penyajian teknik-teknik dasar yang juga standart sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan.
Pada tingkat Sekolah Luar Biasa, pemberian berbagai gerak dasar umum maupun gerak dasar dominan harus banyak dilakukan sehingga siswa mempunyai banyak pengalaman gerak dan bisa membina serta menumbuhkan konsep-konsep gerak yang variatif.
Pengembangan sarana pendidikan jasmani artinya melengkapi yang sudah ada dengan jalan mengadakan, memperbanyak dan membuat alat-alat yang sederhana atau dimodifikasi. Tujuannya adalah tetap untuk memberdayakan anak agar bisa lebih banyak bergerak dalam situasi yang menarik dengan gembira tanpa kehilangan esensi penjas itu sendiri.
- Prasarana pendidikan jasmani.
Prasarana pendidikan jasmani adalah segala sesuatu yang dapat mempermudah dan memperlancar kegiatan pendidikan jasmani yang bersifat relatif permanen atau susah dipindah-pindahkan.

Secara garis besar prasarana atau fasilitas pendidikan jasmani terdiri dari dua macam, yaitu: prasarana pendidikan jasmani di dalam ruangan (indoor facilities) dan prasarana pendidikan jasmani di luar ruangan (outdoor facilities).
Prasarana dalam ruangan meliputi ruang serbaguna atau hal untuk kegiatan senam, bulutangkis, tenis meja, basket, voli, olahraga bela diri, ruang ganti pakaian dengan tempat pakaiannya, ruang mandi dan lain-lain. Ruangan tersebut akan lebih baik dan luas dan pada bagian dinding dipasang cermin yang cukup besar. Prasarana luar ruangan banyak ragam dan kegunaannya yaitu mulai dari lapangan olahraga yang tersedia sampai lahan lain yang bisa dimanfaatkan seperti: halaman, taman, lorong-lorong, kebun, dan bukit yang ada di sekitar sekolah.
Dari pengertian di atas, maka Prasarana penjas adalah segala sesuatu yang dapat mempermudah atau memperlancar kegiatan pendidikan jasmani yang meliputi fasilitas di dalam ruangan (indoor facilities), dan yang berada di luar ruangan (outdoor facilities).
F. Lembaga Pendidikan Sekolah Luar Biasa
a. Lembaga Pemerintah
Departemen pendidikan Nasional umumnya mendirikan Sekolah Luar Biasa Negeri dan sekolah insklusif, ini biasanya seutuhnya milik pemerintah. Mulai dari kepemilikan gedung, sarana dan prasarana, tenaga pendidik, serta sampai kepemilikan asrama semuanya dibiayai oleh pemerintah.



Departemen kehakiman dan Departemen Sosial dalam pananganan Anak Berkebutuhan Khusus, yang pada dasarnya mereka menyelenggarakan pendidikan di bawah naungan suatu departemen pemerintah. Dewasa ini di tengah dikembangkan Pendidikan Inklusi. Pengembangan Pendidikan Insklusif ini tidak hanya di Indonesia, tetapi di seluruh dunia terutama negara-negara Eropa Barat.
Dalam pendidikan inklusi anak-anak berkebutuhan khusus di integrasikan ke sekolah-sekolah umum dengan menggunakan seoptimal mungkin seluruh fasilitas yang ada serta dukungan lingkungan sekolah. Pelaksanaan Pendidikan Inklusi ini dilandasi keyakinan bahwa semua orang adalah bagian yang berharga dalam kebersamaan masyarakat, apapun perbedaan mereka.
Dalam pendidikan ini berarti semua anak terlepas dari kemampuan maupun ketidakmampuan mereka, latar belakang budaya atau bahasa, agama atau jender, menyatu dalam komunitas sekolah yang sama. Diharapkan dengan berbagai alternatif jenis pelayanan pendidikan (sekolah) seperti di atas, orang tua dapat memilih Sekolah Luar Biasa yang dirasa paling tepat bagi pendidikan putra putrinya yang berkelainan. Tidak ada alasan untuk tidak menyekolahkan anaknya yang berkelainan, hanya karena tidak ada sekolah bagi mereka.






b. Lembaga Swasta
1. Untuk Sekolah Luar Biasa swasta ada yang sepenuhnya dibiayai oleh swasta di bawah naungan sebuah yayasan yang bergerak dalam pendidikan. Ada juga Sekolah Luar Biasa swasta yang diberi subsidi/bantuan pemerintah. Misalnya subsidi akan sarana dan prasarana seperti bangunan, Alat Tulis Kantor Laboraturium, sampai pada tenaga pendidiknya yang merupakan wujud subsidi dari pemerintah.
2. Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak dalam perlindungan anak di bawah naungan sebuah yayasan dan difokuskan untuk menyelenggarakan rehabilitas dan pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus, misalnya semacam klinik penanggulangan Narkoba dan sebagainya.









BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei.
Menurut Cohen dan Nomion, (1982) dalam Sukardi, (2003:193) menyatakan bahwa: penelitian survei sebenarnya masih lebih tepat merupakan salah satu dari jenis penelitian deskriptif.
Metode survei meupakan kegiatan penelitian yang mengumpulkan data pada saat tertentu dengan tiga tujuan penting yaitu:
1. Mendeskripsikan keadaan alami yang hidup saat itu.
2. Mengidentifikasi secara terukur keadaan sekarang untuk dibandingkan.
3. Menentukan hubungan sesuatu yang hidup diantara kejadian spesifik.
Mengacu pada pendapat di atas, maka penelitian diartikan sebagai upaya dalam ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan, hati-hati dan sistematis untuk memperoleh atau mewujudkan kebenaran.
Penjelasan di atas sesuai dengan pendapatnya Mardalis, (2008:24) mengatakan bahwa: Penelitian diartikan sebagai upaya dalam ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakat-fakta dan prinsip dengan sabar,hati-hati dan sistematis untuk memperoleh atau mewujudkan kebenaran.





Penelitian deskriptif adalah merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterprestasi objek sesuai dengan apa adanya (Sukardi, 2003:157). Oleh karna itu, yang menjadi tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran nyata.
Metodelogi yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang bersifat eksploratif. Ahli yang menemukan tentang penelitian ini adalah (Sukardi, 2003:162), mengatakan bahwa:
Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya, dengan tujuan menggambarkan sistematis fakta dan karakteristik objek yang diteliti secara tepat.
B. Jenis Penelitian
Pokok pembahasan dan tujuan yang telah dibahas dan diuraikan pada bab-bab sebelumnya, dalam penelitian ini maka penulis menggunakan survei penelitian kualitatif.
Metode deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterprestasi objek sesuai dengan apa adanya (Sukardi, 2003:175).
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Yang menjadi tempat dalam penelitian ini adalah pada Sekolah Luar Biasa Negeri SoE
2. Waktu
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 16 sampai 21 Mei 2013 sesuai dengan yang akan di tetapkan peneliti.
D. Peranan Peneliti dan Informan Penelitian
1. Peranan peneliti
Dikancah, peneliti berperan sebagai pengamat yang terlibat (participant observer).
2. Informan penelitian
Dalam penelitian ini tidak terlepas dari informan kunci yang akan di peroleh dari Kepala Sekolah, Guru Penjas dan Siswa SLB Negeri SoE yang mempunyai informasi yang dapat diperlukan, yang tidak terlepas dari peneliti pada tahap persiapan pelaksanaan penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode yang dapat memberikan informasi yang meliputi:
1. Observasi
Dalam penelitian ini observasi merupakan suatu cara atau teknik pengumpulan data yang baik dan mendukung untuk mengumpulkan data sesuai dengan masalah pokok.
2. Wawancara
Untuk melengkapi dan memperkuat data yang diperoleh maka perlu adanya wawancara. Wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh pewawancara yang diwawancarai (Arikunto, 1985:45).
3. Dokumentasi
Merupakan barang-barang simpanan atau berupa alat-alat rekaman yang digunakan berupa foto, arsip-arsip, dan dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian.
F. Penentuan Sumber data
Untuk memperoleh data, peneliti menggunakan dua penentuan sumber data yakni:
1. Data primer yaitu: data yang diambil pada saat observasi di tempat penelitian dengan menggunakan instrumen observasi.
Di mana penelitian ini peneliti menggunakan observasi untuk mengamati tentang model pembelajaran penjasorkes bagi anak berkebutuhan khusus pada Sekolah Luar Biasa Negeri SoE.
2. Data sekunder yaitu: data yang diperoleh dari buku-buku, jurnal penelitian, makalah, brosur dan arsip yang ada relevansinya dengan penelitian.
G. Teknik Keabsahan Data
Peneliti menjaring informasi fenomena dari berbagai sumber dan sudut pandang yang berbeda, sehingga dalam penelitian ini peneliti menggunakan trianggulasi (metode informan teori) dengan tujuan untuk meningkatkan data yang valid dan akurat agar dapat dipercaya.
Kriteria keabsahan data kualitatif menurut Soenardi S (1999:153) bahwa:
1. Dapat dipercaya (Dependibillty), artinya data yang diperoleh melalui informasi dalam penelitian benar-benar sesuai.
2. Dapat diandalkan (anabillity), artinya menilai keadaan data yang diperoleh dalam penelitian.
3. Dapat ditransfer (trasnferabillty), artinya data yang ditemukan saat penelitian dapat ditransfer di kancah penelitian lain yang memiliki kesamaan maupun berbagai pihak dengan mendeskripsikan tema dan hasil penelitian yang lengkap.
4. Dapat dicocokkan, artinya menilai kualitas data yang diperoleh maka peneliti mencocokkan dengan data yang sebenarnya dengan melibatkan teman sejawat.



H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam pelaksanaan penelitiaan karena analisis data dapat memberikan arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif kulitatif, deskriptif bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai fenomena-fenomena atau situasi yang faktual pada saat penelitian berlangsung. Jika data yang ada adalah data kualitatif, maka deskripsi data ini dilakukan dengan cara menyusun dan mendeskripsikan data yang ada, sehingga memberikan gambaran yang nyata.
Yang dimaksud dengan mendeskripsikan data adalah upaya menggambarkan data yang ada guna memperoleh bentuk dari responden, sehingga lebih mudah dimengerti oleh peneliti atau orang lain yang tertarik dengan hasil penelitian yang dilakukan. (Sukardi, 2003:86).
I. Instrumen Penelitian
1. Instrumen observasi adalah pengamatan langsung dan penulis lebih banyak menggunakan panca indranya yaitu indra penglihatan.
Instrumen observasi akan lebih efektif jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja responden dalam situasi alami yakni sarana prasarana:
a. Sarana yaitu: Peti Lompat, Bangku Swedia, Tiang, Matras, Raket, Bola, Bet, Net dan Pemukul.
b. Prasarana yaitu: Lapangan dan Ruangan Serbaguna.
Untuk memaksimalkan hasil instrumen observasi, peneliti menggunakan alat bantu yang sesuai dengan kondisi lapangan berupa: Buku catatan, Kamera, Film projektor dan lain-lain. Peneliti dianjurkan untuk memilih yang tepat dan dapat memaksimalkan pengambilan data di lapangan, (Sukardi, 2003:79).
2. Instrument Wawancara adalah suatu alat atau media penelitian yang dipakai penulis untuk melakukan tanya jawab atau wawancara secara langsung dengan pihak Sekolah Luar Biasa Negeri SoE yang dalam hal ini:
Kepala Sekolah, Guru Penjas sebagai kroscek dari informasi yang didapat saat observasi berlangsung.
Pengertian tersebut di atas, diperkuat oleh pendapatnya (Sukardi, 2003:79) mengatakan bahwa: Teknik wawancara dapat dipergunakan peneliti untuk berhadapan muka secara langsung dengan responden atau subjek yang diteliti dan menanyakan sesuatu yang telah direncanakan kepada responden. Pada teknik wawancara ini dimungkinkan peneliti dengan responden melakukan tanya jawab secara interaktif maupun secara sepihak saja misalnya dari peneliti saja.








BAB IV
HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah singkat Sekolah Luar Biasa Negeri Nunumeu SoE
Pada tanggal 02 Mei 1986 dengan SK pendirian Sekolah dari Kanwil Depdiknas/Dinas Pendidikan/Depag: No. 422/193-1/PPO/2012 Tgl/Bln/Thn 24 Januari 2012, adalah bedirinya SLB Negeri SoE di Jalan Kakatua No.52 Kelurahan Nunumeu Kecamatan Kota SoE Kabupaten Timor Tengah Selatan. Sejak berdirinya sekolah tersebut, memiliki 8 ruangan yaitu 1 ruangan Kepala Sekolah dan Kantor, 1 ruangan Guru, 1 ruangan Perpustakaan, 1 ruangan Tata Usaha, 1 ruangan Aula, 3 ruangan belajar.
Sekolah Luar Biasa Negeri SoE memiliki luas lahan 12.226 meter dan merupakan milik pemerintah. Proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dilakukan pada pagi hari dimulai pukul 07.30 s/d 12.30 dengan jumlah jam pelajaran dalam seminggu yaitu : 30 jam pelajaran.
2. Letak Geografis Sekolah Luar Biasa Negeri SoE
Sekolah Luar Biasa Negeri SoE berada di wilayah Kelurahan Nunumeu Kecamatan Kota SoE Kabupaten Timor Tengah Selatan. Lokasi Sekolah Luar Biasa Negeri SoE merupakan tempat strategis yang mudah diakses karena didukung oleh transportasi yang dapat dijangkau dari segala arah.
Sekolah Luar Biasa Negeri SoE terletak di Jalan Kakatua No. 52 Kelurahan Nunumeu Kecamatan Kota SoE, Telp/Hp (Kasek) 085253265622, Kode Pos ; 85511.
Eksistensi sebuah tanah dan gedung lasimnya memiliki batas-batas tertentu. Adapun batas-batas wilayah Sekolah Luar Biasa Negeri SoE sebagai berikut:
Setiap instansi atau sekolah tentunya memiliki visi dan misinya masing-masing,demikian halnya dengan Sekolah Luar Biasa Negeri SoE memiliki visi dan misi. Berikut ini Visi dan Misi Sekolah Luar Biasa Negeri SoE:
a. Visi
Terwujutnya anak –anak luar biasa/Berkebutuan Khusus sebagai ciptaan Tuhan yang berbakat dan penuh percaya diri dan dapat mandiri sehingga menghasilkan anak- anak didik yang terampil sesuai dengan kecacatan yang dimiliki.
Unggul dalam berprestasi dengan berakar pada nilai-nilai budaya bangsa serta percaya diri dan dapat mendiri serta tumbuh dalam lingkungan yang sehat dan nyaman.
b. Misi
Berdasarkan Visi di atas maka Misi Sekolah Luar Biasa Negeri Nunumeu Soe adalah sebagai berikut :
• Mengoptimalkan sisa kemampuan anak-anak luar biasa yang masih ada pada dirinya/diri anaknya.
• Memberi hak (mengembalikan hak-hak) kepada anak- anak yang berkebutuhan khusus.
• Membekali anak luar biasa/anak yang berkebutuhan khusus agar biasa mandiri atau memiliki kecakapan hidup.
• Meningkatkan pola pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
• Membangun jaringan kerja sama dengan lembaga / instansi yang terkait dunia usaha masyarakat dan orang tua siswa dalam rangka pengembangan Manajemen yang Berbasis Sekolah .
• Membentuk moral dan aklak anak menuju kepada kepribadian yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
• Membangun lingkungan yang asri dan produktif serta bermanfaat bagi kebutuhan anak luar biasa.
3. Gambaran Kondisi Sekolah Luar Biasa Negeri SoE
Profil Sekolah
1. Nama Sekolah : Sekolah Luar Biasa Negeri SoE
2. NPSN :69734261
3. No. Registrasi Sekolah : -
4. No/Tgl SK Pendirian Sekolah : 02-05-1986
5. KTSP : Sudah dilaksanakan
6. Jumlah siswa : 73 orang
a. Kelas X : 47 orang
b. Kelas XI : 26 orang
7. Jumlah Rombongan Belajar : 6 Rombongan Belajar
8. Jurusan/Program : A,B,C,D/Tata Boga, Otomotif, Pertukangan.
9. Lahan/Tanah
a. Sudah sertifikat : Sudah
b. No. Sertifikat : 24.02.02.032.00041
10. Akreditasi
a. Sudah/Klasifikasi : Sudah untuk tingkat SLB
b. Belum : Belum, untuk tingkat SMLB
11. Jarak Sekolah dengan Dinas PPO : 5 Km
12. E-Mail :smlb.nunumeu@yahoo.com

Table 4.1. Keadaan Siswa menurut Tingkat dan Agama.
Tingkat Islam Protestan Katolik Hindu Budha konghucu Jumlah
I - 43 9 - - - -
II - 17 4 - - - -
III - - - - - - -
Jumlah - 60 13 - - - -

Table 4.2. Kelompok Siswa menurut Tingkat, Ketunaan dan Jenis Kelamin
Siswa/I Tingkat I Tingkat II Tingkat III Jumlah
L P L P L P L P
Tuna Netra 1 3 2 2 - - 3 5
Tuna Rungu 2 4 3 1 - - 5 5
Tuna Grahita - 3 6 3 - - 6 6
Tuna Daksa 4 1 4 4 - - 8 5
Tuna Laras 16 - 1 13 - - 17 13
Jumlah 23 11 16 23 - - 39 34

Tabel 4.3. Kelompok Siswa menurut Tingkat Jenis Kelamin, dan Kelompok Umur
Umur Tingkat I Tingkat II Tingkat III Jumlah
L P L P L P L P L+P
<13 Tahun - - - - - 13 Tahun - - - - - 14 Tahun - 1 - - 1 15 Tahun 3 3 - - 6 16 Tahun 5 3 - - 8 17 Tahun 7 8 4 1 20 18 Tahun 3 7 2 4 16 19 Tahun 4 2 3 6 15 20 Tahun 1 - 2 2 5 21 Tahun - - - - - >21 Tahun - - - 2 2
Jumlah 4) 23 24 11 15 73

Tabel 4.4. Kepala Sekolah, Guru dan Tenaga Administrasi menurut Status Kepegawaian, Golongan, dan Jenis Kelamin
Jabatan Status Kepegawaian Jlh
Tetap Tidak Tetap
Gol. I Gol. II Gol.III Gol.IV Yayasan PNS Honor Komite Bantu Pusat Bantu Daerah
L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P
Ka. Sek 1 -
Guru 5 6 -
T. Admin 1


Tabel 4.5. Kepala Sekolah dan Guru menurut Kelompok Umur dan Masa Kerja Seluruhnya
Jabatan Kelompok Umur (tahun) Masa Kerja Seluruhnya (tahun)
< 20 20-29 30-39 40-49 50-59 >59 Jlh < 5 5-9 10 - 14 15-19 20-24 >24 Jlh
Kepala Sekolah 1 1 1 1
Guru Tetap
Bantu Pusat
Bantu Daerah
Tidak Tetap 11 11 11 11
Jumlah Guru
Tenaga Administrasi
Sumber Data: Profil SLB Negeri Nunumeu SoE Tahun Ajaran 2013/2014.













B. Pembahasan
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dan ksehatan pada umumnya dan pendidkan jasmani adaptif khususnya, guru harus dapat mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan/olahraga, internalisasi nilai-nilai sportifitas, jujur kerjasama, dan lain-lain dari pembiasaan pola hidup sehat.
Pelaksanaannya bukan hanya melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik mental, intelektual, emosional dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan motorik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan, kreatif, inofatif, terampil, meningkatkan dan memelihara kesegaran jasmani serta pemahaman terhadap gerak manusia.
Proses pembelajaran Penjasorkes adaptif oleh guru penjas khususnya bagi siswa Berkebutuhan Khusus merupakan pekerjaan yang tidak mudah, tetapi karena tugas guru adalah membantu siswa untuk memahami materi yang diajarkan, maka tidak ada kata menyerah walau sesulit apapun tugas yang dihadapi. Apalagi mengingat profesi guru adalah mulia karena memanusiakan manusia.
Sehubungan dengan penjelasan di atas, maka guru penjasorkes pada Sekolah Luar Biasa Negeri SoE dituntut untuk mampu memberikan ysng terbaik dalam proses pembelajarannya pada sekolah tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru penjasokes Sekolah Luar Biasa Negeri SoE ketika ditanyai bagaimana model pembelajaran penjasorkes bagi siswa Berkebutuhan Khusus pada Sekolah Luar Biasa Negeri SoE, ia mengatakan:
Model pembelajaran yang dilakukan bagi siswa Berkebutuhan Khusus dengan metode pembelajaran tatap muka langsung secara modifikasi berkelompok sesuai dengan ketunaan siswa masing-masing. (W.1.GP)
Berdasarkan guru penjasorkes di atas, maka dapat dikatakan bahwa model pembelajaran penjasorkes bagi siswa Berkebutuhan Khusus pada Sekolah Luar Biasa Negeri SoE berjalan sebagaimana kegiatan atau model pembelajaran penjasorkes umumnya dilaksanakan sesuai dengan kemampuan siswa Berkebutuhan Khusus.
Mendapat tugas mengajar pada Sekolah Lua Biasa (SLB) bagi guru penjasorkes merupakan hal yang tidak mudah, di mana di dalam proses pembelajaran terdapat siswa yang memiliki kekurangan baik kekurangan secara fisik maupun mental dan salah satu kekurangan itu adalah masalah ketunaan siswa Anak Berkebutuhan Khusus. Dibutuhkan kebesaran dan kesabaran hati serta jiwa ditunjang dengan niat mulia agar proses pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan yang diharapkan yaitu tujuan pendidikan jasmani adaptif.
Selanjutnya ditanyai metode apa yang digunakan oleh bapak Akys Nabunome sebagai guru penjasorkes dalam menyampaikan materi pada siswa Berkebutuhan Khusus, Ia mengatakan bahwa:
Metode pembelajaran yang disampaikan bagi siswa yang benar-benar Berkebutuhan Khusus dengan memberikan pemahaman pengertian dengan mempraktekan apa yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran berlangsung dan dalam pembelajaran berlangsung perlu ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan yakni:
awalan, inti dan penenangan (pembukaan, inti, dan penutup), memang sebagai guru yang mengajar di Sekolah Luar Biasa tentunya banyak tantangan atau kendala, namun masih dapat diatasi dan semua prose situ tetap berjalan. (W. 2. GP)


Berdasarkan pendapat guru penjasorkes di atas, maka dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran penjasorkes bagi siswa Berkebutuhan Khusus pada Sekolah Luar Biasa Negeri SoE bejalan sebagaimana kegiatan atau proses pembelajaan penjasorkes umumnya yakni kegiatan awal (pembukaan), inti dan penenangan (penutup).
Penjelasan tersebut di atas sesuai dengan tujuan pendidikan jasmani adaptif bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang dikemukakan oleh Arma Abdullah (1996) dalam bukunya yang berjudul “Pendidikan Jasmani Adaptif”, sebagai berikut:
1. Untuk menolong siswa mengoreksi kondisi yang dapat diperbaiki.
2. Untuk membantu siswa melindungi diri sendiri dari kondisi apapun yang memperburuk keadaannya melalui penjas tertentu.
3. Untuk memberikan kesempatan pada siswa mempelajari dan berpartisipasi dalam sejumlah macam olahaga dan aktivitas jasmani, waktu luang yang besifat rekreasi.
4. Untuk menolong siswa memahami keterbatasan kemampuan jasmani dan mentalnya.
5. Untuk membantu siswa melakukan penyesuaian sosial dan mengembangkan perasaan memiliki harga diri.
6. Untuk membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan dan apresiasi terhadap mekanika tubuh yang baik.
7. Untuk menolong siswa memahami dan menghargai macam olahraga yang dapat diminatinya sebagai penonton.
Mengacu pada pendapat ahli diatas tentang tujuan pendidikan jasmani adaptif bagi Anak Berkebutuhan Khusus, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan jasmani adaptif adalah untuk; a). Menolong siswa mengoreksi kondisi yang dapat diperbaiki, b). Membantu siswa melindungi diri sendiri dari kondisi apapun yang memperburuk keadaannya, c). Memberikan kesempatan pada siswa mempelajari dan berpartisipasi dalam sejumlah macam olahaga dan aktivitas jasmani, waktu luang yang besifat rekreasi, d). Menolong siswa memahami keterbatasan kemampuan jasmani dan mentalnya. Membantu siswa melakukan penyesuaian sosial dan mengembangkan perasaan memiliki harga diri. e). Membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan dan apresiasi terhadap mekanika tubuh yang baik, dan f). Menolong siswa memahami dan menghargai macam olahragayang dapat diminatinya sebagai penonton.
Sifat program pengajaran pendidikan adaptif memiliki ciri khusus yang menyebabkan nama pendidikan jasmani ditambah dengan kata adaptif. Adapun ciri tersebut adalah:
a. Program pengajaran penjas adaptif disesuaikan dengan jenis dan karakteristik kelainan siswa.
b. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepadas siswa yang berkelainan berpartisipasi dengan aman, sukses, dan memperoleh kepuasan.
c. Program pengajaran penjas adaptif harus dapat membantu dan mengoreksi kelainan yang disandang oleh siswa. Kelainan pada Anak Luar Biasa bisa terjadi pada kelainan fungsi postur, sikap tubuh dan mekanika tubuh.
d. Program pengajaran penjas adaptif harus dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan jasmani individu Anak Berkebutuhan Khusus. Untuk itu pendidikan jasmani adaptif mengacu suatu program kesegaran jasmani yang progresif, selalu berkembang dan atau latihan otot-otot besar. Dengan demikian tingkat perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus akan keanekaragaman dapat mendekati tingkat kemampuan teman sebayanya.
Apabila program pendidikan jasmani adaptif dapat mewujudkan hal tersebut diatas maka pendidikan jasmani adaptif dapat membantu siswamelakukan penyesuaian sosial dan mengembangkan perasaan siswa memiliki harga diri.
Selanjutnya ketika ditanyakan apakah dalam tugas mengajar pada Sekolah Luar Biasa Negeri SoE, bapak banyak menemukan permasalahan yang dihadapi oleh siswa Anak Berkebutuhan Khusus, ia mengatakan bahwa:
Ya, karena siswa yang Berkebutuhan Khusus seperti tunarungu maupun tuna daksa harus menyesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang ada. (W.3. GP)
Mengacu pada pendapat responden diatas, maka dapat dianalisis bahwa guru dalam melaksanakan proses pembelajaran penjasorkes banyak menemukan permasalahan yang dihadapi siswa Berkebutuhan Khusus, karena proses pembelajaran penjasorkes pada siswa Bekebutuhan Khusus harus disesuaikan dengan ketunaan masing-masing.
Lasimnya dalam setiap pembelajaran teori di dalam kelas maupun praktek di lapangan, tentunya para guru menerapkan metode dan pendekatan mengajarnya masing-masing,dimana penggunaan metode atau pendekatan dimaksudkan untuk untuk keberhasilan dari proses pembelajaran itu sendiri. Demikian halnya dengan model pembelajaran penjasorkes pada Sekolah Luar Biasa Negeri SoE, guru penjasorkes tentunya memiliki metode dan pendekatan khusus yang diterapkan dalam pembelajaran. Seperti hasil wawancara penulis dengan guru penjas Sekolah Luar Biasa Negeri SoE yang mengatakan bahwa:
Metode atau pendekatan yang dipakai dalam pembelajaran khususnya dalam membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh siswa Berkebutuhan Khusus adalah pendekatan berkelompok dan klasikal dengan ketunaan siswa serta penyesuaian dan modifikasi dalam pengajaran penjasorkes adaptif bagi ABK. (W.4. GP)
Penjelasan di atas sesuai dengan pendekatan dalam pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus, dimana pendekatan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Pengajaran klasikal diberikan kepada Anak Berkebutuhan Khusus yang memiliki tingkat akademis dalam satu kelas sehingga kegiatan dan materinya bisa sama dalam satu kelas.
b. Pengajaran kelompok adalah pengajaran yang diberikan kepada sekelompok siswa atau Anak Berkebutuhan Khusus yang kesamaan ketunaan, karena tingkat dan derajat kelainannya berbeda dengan ketunaan lain.
Modifikasi pengajaran seperti dimaksudkan guru diatas sesuai dengan penyesuaian dan modifikasi pengajaran penjasorkes bagi Anak Berkebutuhan Khusus dapat terjadi pada:
- Modifikasi aturan main dari aktivitas pendidikan jasmani.
- Modifikasi keterampilan dan tekniknya.
- Modifikasi teknik mengajarnya.
- Modifikasi lingkungannya termasuk ruang, fasilitas dan peralatannya.
Mengacu pada pendapat dan penjelasan tersebut diatas, maka dapat dikatakan bahwa seorang Anak Berkebutuhan Khusus kebutuhan aspek yang dimodifikasi tidak sama.
Anak Berkebutuhan Khusus yang satu mungkin membutuhkan modifikasi tempat dan area bermainnya, anak berkebutuhan khusus yang lainnya mungkin membutuhkan alat dan aturan mainnya. Demikian seterusnya, tergantung dari jenis masalah, tingkat kemampuan, karakteristik dan kebutuhan pengajaran dari setiap jenis Anak Berkebutuhan Khusus termasuk didalamnya anak atau siswa yang mengalami gangguan dalam dirinya sendiri.
Anak merupakan bagian terpenting dari seluruh proses pertumbuhan manusia, karena pada masa anak-anaklah sesungguhnya karakter dasar seorang terbentuk. Manusia tanpa pendidikan adalah manusia yang kurang memiliki hakekat pada dirinya. Mengapa?, karena tanpa pendidikan manusia tidak memperoleh bekal untuk hidup (hidup yang lebih baik).
Pendidikan Luar Biasa sengaja dikhususkan bagi anak yang berkelainan atau Anak Berkebutuhan Khusus. Metode yang digunakan tidak jauh dari berbeda dengan pendidikan formal lainnya, di mana anak didik diajari pengetahuan-pengetahuan umum, tetapi khususnya pada pendidikan luar biasa, dimana siswa/i diajar atau dididik mengetahui dan menguasai keterampilan tertentu.
Hal tersebut diatas sesuai hasil wawancara penulis dengan Kepala Sekolah dan Guru Penjasorkes Sekolah Luar Biasa Negeri SoE yang mengatakan bahwa:
Metode yang dipakai Sekolah Luar Biasa Negeri SoE tidak jauh berbeda dengan pendidikan formal, hanya dalam pendidikan luar biasa memiliki kekhususan, dimana siswa diajarkan mengenai berbagai keterampilan; bermain musik, melukis, menyanyi dan lain-lain. (W.5.GP)
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran penjasorkes pada Sekolah Luar Biasa umunya dan Sekolah Luar Biasa Negeri SoE tidak jauh berbeda dengan metode yang dipakai pada sekolah formal lainnya, hanya selain pengetahuan umum seperti yang diperoleh siswa pada sekolah formal lainnya, khusus bagi siswa berkebutuhan khusus yang lebih cenderung memiliki kekhususan yakni siswa/i diajar atau dibimbing untuk mengetahui dan menguasai keterampilan tertentu, misalnya; menari, menjahit, menyanyi, melukis dan bermain musik dan lain-lain.
Dalam kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan pada umumnya dan proses pembelajaran penjasorkes pada khususnya sering ditemukan berbagai permasalahan, diantaranya minimnya sarana prasarana.
Hal ini yang dikemukakan oleh bapak Akrys Nabunome,S.Pd selaku guu penjasorkes Sekolah Luar Biasa Negeri SoE bahwa:
Masalah yang sering ditemukan adalah minimnya ketersediaan sarana dan prasarana olahraga sebagai media penunjang lancarnya proses pembelajaran. Hal ini sangat berpengaruh terhadap tidak optimal dan maksimalnya proses pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan disekolah. (W.6.GP)
Mengacu pada pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa dalam melakukan tugas pengajaran guru penjasorkes sering menghadapi masalah atau kendala dalam proses pembelajaran, seperti minimnya sarana prasarana sebagai penunjang lancarnya proses pembelajaran. Dengan kondisi demikian, guru tetap dituntut untuk menjalankan tugas dan fungsi pengajarannya dengan berusaha memodifikasi alat, area dan aturan main sehingga pembelajaran tetap belangsung.
Dalam setiap instansi tentunya memiliki pemimpin, tugas dari pemimpin adalah melakukan fungsi kontrol dan tugas pengawasan.
Demikian halnya pada Sekolah Luar Biasa Negeri SoE memiliki pemimpin yakni Kepala Sekolah. Kaitannya sebagai sebuah pemimpin sebuah instansi atau organisasi, kepala sekolah tentunya akan menjalankan fungsi kontrol dan pengawasan dan bahkan evaluasi terhadap kinerjanya pada organisasi tersebut.
Hasil wawancara penulis dengan Kepala Sekolah Sekolah Luar Biasa Negeri SoE yang menyatakan bahwa:
Ia memotifasi dan mengontrol langsung baik yang berupa teori maupun praktek dan menekankan kepada guru penjasorkes agar selalu memberikan tugas kepada siswa/i Berkebutuhan Khusus. (W.1.KS)
Penggunaan metode pembelajaran turut mempengaruhi tercapai atau tidak tercapainya tujuan pembelajaran khususnya pembelajaran pendidikan jasmani adaptif bagi siswa Berkebutuhan Khusus. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kepala Sekolah Sekolah Luar Biasa Negeri SoE; Ibu Martha Balle, S.Pd meresponi pertanyaan peneliti, yang mengatakan bahwa:
Penggunaan metode pembelajaran yang tepat atau sesuai akan sangat mempengaruhi lancarnya poses pembelajaran dan tercapainya tujuan dari pembelajaran itu sendiri, apalagi di Sekolah Luar Biasa dibutuhkan straregi ekstra dalam menerapkan metode pembelejaran, mengingat terdapat siswa/i Berkebutuhan Khusus. (W.2.KS)
Pendapat tersebut di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa metode pembelajaran yang dipakai guru sangat berpengaruh terhadap berhasil tidaknya tujuan pembelajaran dan tujuan pendidikan, khususnya pendidikan jasmani. Guru penjasorkes Sekolah Luar Biasa dituntut untuk berinovasi, berkreasi, serta memodifikasi ataupun mendesai pembelajaran agar mudah dipahami atau dimengerti oleh siswa/i yang memiliki kelainan atau Anak Berkebutuhan Khusus.
Selain metode yang dipakai guru dalam proses pembelajaran, pemberian motivasi, sanksi maupun penghargaan kepada siswa sangat diperlukan. Pemberian motivasi bertujuan untuk memacu semangat belajar dan pentingnya ilmu pengetahuan, pemberian sanksi bertujuan untuk mendidik siswa jika melanggar norma, kaidah yang ditetapkan. Sedangkan pemberiam penghargaan juga merupakan hal positif bagi siswa karena menghargai usaha, prestasi, dan capaian yang mereka raih adalah mutlak demi tumbuhnya rasa percaya diri.
Hal tersebut di atas juga dinyatakan oleh Ibu Martha Balle,S.Pd selaku Kepala Sekolah Sekolah Luar Biasa Negeri SoE dalam melakukan pengawasan atau pengontrolan terhadap guru penjasorkes dalam hal pelaksanaan pembelajaran penjas bagi Anak Berkebutuhan Khusus, yang menyatakan bahwa:
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, kegiatan belajar mengajar (KBM) harus dimulai dari bidang yang mudah ke bidang yang sukar dan juga hal-hal yang kongkrit atau dominan. Dan dalam proses pembelajaran guru sering memberikan morivasi atau penghargaan (memuji kepintaran siswa berupa kata-kata penguatan), sedangkan sanksi (berupa tugas, teguran yang bertujuan agar siswa berubah dan tidak mengalami kesalahan yang sama) diberikan terhadap siswa jika melanggar tata tertib, norma dan etika dalam proses pembelajaran. (W.3.KS)


Pendapat tesebut di atas, dapat dianalisis bahwa pemberian motivasi pemberian penghargaan merupakan sebuah keharusan bagi guru dan mutlak dilakukan pada setiap proses pembelajaran. Sedangkan pemberian sanksi juga penting manakala siswa melanggar kaidah dan ketentuan yang berlaku disekolah demi keharmonisan, ketentraman, dan demi situasi dan kondisi belajar yang kondusif. Proses pembelajaran penjasorkes tentunya lebih rumit dari mata pelajaran yang lain, hal ini dilihat dari penggabungan antara teori dan praktek. Pembelajaran secara teori maupun praktek dibutuhkan metode dan pengelolaan secara efektif dan efisien dari guru mata pelajaran yang bersangkutan, khususnya pembelajaran penjas adaptif bagi siswa berkebutuhan khusus, diperlukan figur seorang pengajar atau guru dengan metode mengajar yang benar-benar tepat agar siswa Berkebutuhan Khusus dapat mengikuti pembelajaran yang menyenangkan, tanpa merasa bahwa mereka memiliki kekurangan.
Penjelasan di atas sesuai dengan respon Kepala Sekolah Sekolah Luar Biasa Negeri SoE dalam melakukan kontrol atau tugas pengawasan kepada guru penjasorkes dalam proses pembelajaran, yaitu:
Dalam melakukan proses pembelajaran penjas khususnya pembelajaran praktek, guru pendidikan jasmani selalu mendesai pembelajaran praktek dengan baik, dimana guru selalu memberikan kesempatan kepada siswa bergerak sesuai yang diperintahkan dan memberikan contoh, mengawasi dan mengontrol yang bertujuan agar sesuai dengan substansi pembelajaran yang berlangsung.(W.4. KS)
Mata pelajaran pendidikan jasmani dewasa ini dikenal atau lebih cenderung pada pembelajaran praktek karena pengertian pendidikan jasmani adalah proses pemenuhan kebutuhan pribadi siswa yang meliputi aspek kognitif, efektif dan psikomotor yang secara eksplisit dapat terpuaskan melalui semua bentuk kegiatan jasmani yang diikutinya.
Tujuan pendidikan jasmani adalah untuk meningkatkan kesegaran dan kesehatan jasmani siswa melalui media permainan cabang olahraga yang tentunya telah ditetapkan oleh Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Pendidikan jasmani juga merupakan bagian yang terpadu dari proses pendidikan yang menyeluruh, bidang dan sasaran yang diusahakan adalah perkembangan jasmaniah, mental, emosional, dan social bagi warga negara yang sehat, melalui medium kegiatan jasmaniah. Pengertian dan tujuan pendidikan jasmani diatas diperkuat oleh pendapatnya Adang Suherman, (2002:17-20) dalam mengklasifikasi pendidikan jasmani secara umum ke dalam empat kategori yaitu:
1. Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang.
2. Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah dan sempurna.
3. Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berpikir dan menginterprestasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke dalam lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan perkembangannya pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa.
4. Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungna dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat. Sebagai salah satu komponen pendidikan wajib diajarkan disekolah, pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat strategis dalam pembentukan manusia seutuhnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka disusunlah suatu kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dalam berolahraga yaitu bagaimana mengaktifkan siswa dalam pelajaran pendidikan jasmani guna membentuk pribadi yang sehat, kuat dan terampil, kreatif dan inonatif.
Sehubungan dengan pendapat tersebut di atas, maka peneliti dapat berkesimpulan bahwa pendidikan jasmani merupakan media yang dipakai untuk membentuk karakter siswa yang berjiwa demokratis, cerdas, kreatif, mandiri, inovatif dan bermoral.
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa mata pelajaran pendidikan jasmani bersama sebagai media belajar untuk pemenuhan kebutuhan jasmani peserta didik, termasuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), dimana tercapainya kesegaran dan kesehatan jasmani siswa adalah sasaran dan atau tujuan dari pendidikan jasmani dan penjas adaptif itu sendiri. Dalam setiap proses pembelajaran penjasorkes adaptif, pentingnya penyadaran dari guru kepada siswa akan pentingnya kesegaran dan kesehatan jasmani. Hal ini juga diperkuat dengan pendapatnya Rusli Lutan, dkk, (2002:16) yang mengatakan bahwa:
Pendidikan jasmani pada hakekatnya merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani sebagai alat atau media untuk mencapai tujuan pendidikan. Yakni tujuan yang ingin diharapkan bersifat meliputi aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan moral.
Sehubungan dengan hal tersebut, guru penjasorkes pada Sekolah Luar Biasa Negeri SoE dalam melakukan tugas pengajaran sering dan selalu menekankan pentingnya pemeliharaan kesegaran dan kesehatan jasmani bagi siswa demi tercapainya tujuan pendidikan yakni fisik, mental, intelektual, emosional, sosial dan moral serta pembinaan kesegaran dan kesehatan jasmani.
Dalam melakukan pengajaran saya sering dan selalu menekankan secara khusus bagi siswa/i Berkebutuhan Khusus untuk menjaga dan memelihara kesegaran dan kesehatan jasmani karena dengan memelihara kesegaran dan kesehatan jasmani siswa akan lebih mudah menyelesaikan tugas dan memotivasi mereka bahwa kalian memiliki potensi yang bisa dikembangkan, karena itu jangan berpasrah dari pada keadaan, namun harus selalu besikap optimis karena itulah kunci kesuksesan. (W.7. GP)
Dalam pendapat tersebut di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam setiap proses pembelajaran pendidikan jasmani guru wajib member pemahaman dan pencernaan serta menekankan kepada siswa/i tentang pentingnya pemeliharaan kesegaran dan kesehatan jasmani. Bukan hanya merupakan tugas pengajar atau guru, namun juga merupakan tanggungjawab pada supervisor dan atau kepala sekolah untuk selalu memberi masukan positif kepada guru tentang apa yang seharusnya guru lakukan dalam memotivasi dan mendidik siswanya, apalagi bagi Anak Berkebutuhan Khusus harus mendapat perhatian ekstra dan dibutuhkan kemampuan diri guru untuk membangun suasana pembelajaran yang menyenangkan, karena dengan demikian siswa/i yang memiliki kelainan fisik maupun mental merasa mendapatkan semangat hidup dan nilai positif dari proses pembelajaran yang diikuti.
Berbagai kendala, permasalahan dan kekurangan yang dimiliki oleh guru pendidikan jasmani dalam proses pembelajaran penjasorkes yang telah dipaparkan sebelumnya, masih terdapat faktor lain yang turut mempengaruhi tidak berkembang atau belum berhasilnya sebuah proses pembelajaran khususnya pembelajaran penjasorkes di sekolah, yaitu tahapan evaluasi. Lasimnya kegiatan evaluasi ini berlangsung pada akhir dari setiap proses pembelajaran. Evaluasi sangat mendesak dilakukan, karena dengan adanya evaluasi, guru dapat mengidentifikasi keberhasilan atau kecapain hasil belajar siswa, untuk dapat mengetahui pada aspek-aspek atau bagian-bagian apa saja yang belum dipahami, belum dimengerti oleh siswa.
Evaluasi pembelajaran khususnya evaluasi pembelajaran penjasorkes disekolah tidak saja untuk mengidentifikasi kecapaian maupun kekuangan siswa, namun motivasi ini juga dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan guru dalam melakukan pengajaran,
serta mengidentifikasi kekurangan-kekurangan, masalah-masalah yang dihadapi oleh guru dalam melangsungkan proses proses pembelajaran, sehingga hal-hal yang telah diidentifikasi harus disiasati dengan baik. Masalah, kendala dan kelemahan, baik itu dari guru maupun siswa/i Berkebutuhan Khusus harus ditemukan solusi atau metode pemecahan dengan baik. Sedangkan capaian-capaian keberhasilan siswa/i dan guru penting untuk dipertahankan serta adanya upaya peningkatan yang jauh lebih memuaskan sesuai dengan tujuan pendidikan khususnya tujuan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (penjasorkes) bagi Anak Berkebutuhan Khusus.
Evaluasi yang dimaksudkan ini adalah evaluasi dapat dilakukan oleh guru (mengevaluasi diri dan mengevaluasi hasil belajar siswa/i Berkebutuhan Khusus), Kepala Sekolah dan supervisor intern sekolah (mengevaluasi kinerja guru mata pelajaran), juga turut berperan aktif dan merupakan tugas utama yang harus dijalankannya, yakni mengevaluasi guru mata pelajaran penjasorkes demi peningkatan dan pencapaian tujuan penjas adaptif bagi subjek didik.
Dalam wawancara penulis dengan ibu Martha Balle, S.Pd, selaku Kepala Sekolah selaku pimpinan pada Sekolah Luar Biasa Negeri SoE dalam menjalankan fungsi kontrol dan sesuai pengamatan sebagai Kepala Sekolah apakah guru penjasorkes selalu melakukan evaluasi pada setiap akhir pembelajaran untuk mengetahui tingkat kegagalan dan tingkat keberhasilan siswa, ia mengatakan bahwa:
Pada setiap akhir pembelajaran penjasorkes, guru selalu melakukan evaluasi atas proses pembelajaran yang telah berlangsung untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami konten dari materi yang disampaikan, apa saja yang belum dipahami dan belum dimengerti oleh siswa, apakah ketidakpahaman itu disebabkan oleh apa dan siapa, kemudian dicarikan solusi pemecahannya. (W.4 KS)
Mengacu pada pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Kepala Sekolah dalam pengamatannya, selalu melihat bahwa guru penjasorkes pada akhir pada setiap proses pembelajaran entah itu dalam bentuk teori maupun praktek selalu mengevaluasi hasil pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui kelemahan siswa, kelemahan sebagai pendidik dalam menerapkan metode pembelajaran dan untuk mengetahui sejauh mana siswa/i memahami dan mengerti akan materi yang diberikan.

BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Menurut hasil analisis datayang ditemukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
Proses pembelajaran penjasorkes bagi siswa Berkebutuhan Khusus pada SLB Negeri SoE masih terdapat kekurangan dan perrnasalahan yang dihadapi seperti minimnya sarana olahraga, penempatan tenaga pengajar atau guru yang non-basic penjasorkes turut mempengaruhi belum lancar dan tidak tercapainya tujuan dari penjasorkes adaptif bagi ABK.
Guru penjasorkes dituntut dalam pengajarannya untuk mampu menyesuaikan dan memodifikasi area bermain, memodifikasi alat dan aturan main dalam pengajarannya bagi siswa/i atau ABK, tergantung dari jenis masalah, tingkat kemampuan, karakteristik dan kebutuhan pengajaran dari setiap jenis ABK termasuk didalamnya anak atau siswa yang mengalami kelainan atau keterbatasan.
B. Saran
Dengan memperhatikan hasil penelitian yang diperoleh, maka ada beberapa hal penting yang disarankan, sebagai berikut:
1. Diharapkan bagi pihak sekolah agar memperhatikan ketersediaan sarana dan prasarana olahraga sebagai media yang turut menunjang lancarnya proses pembelajaran penjasorkes bagi siswa/i Berkebutuhan Khusus pada SLB Negeri SoE.


2. Diharapkan guru mampu menyesuaikan dan memodifikasi area bermain, memodifikasi alat dan aturan main dalam pengajaran bagi siswa/i atau Anak Berkebutuhan Khusus, tergantung dari jenis masalah, tingkat kemampuan, karakteristik dan kebutuhan pengajaran dari setiap jenis Anak Berkebutuhan Khusus termasuk didalamnya anak atau siswa yang mengalami keterbatasan.
3. Diharapkan bagi pemimpin sekolah untuk mengusulkan penempatan tenaga pengajar atau guru yang memiliki basic (spesifikasi) ilmu tentang penjasorkes adaptif agar mampu mengelola pembelajaran demi pencapaian tujuan penjasorkes adaptif bagi Anak Berkebutuhan Khusus pada Sekolah Luar Biasas NegeriSoE.















DAFTAR PUSTAKA
Arma Abdullah dan Agus Manadji, 1996. Pendidikan Jasmani Adaptif, Dirjen Dikti.Depdikbud. Jakarta.
Arma Abdullah, M.Sc. Dalam Salmon Runesi, 2011. Tujuan Pendidikan Jasmani Adaptif. Bahan ajar.Universitas PGRI NTTT. 2011/2012
Arikunto, 1985. Pengertian Wawancara. Penerbit: Alfabeta Bandung 2010.
Bruce Joiche dan Marsha weil, 1972. Model Mengajar. Penerbit:Alfabeta Bandung 2012
Djaja Raharja, 2003. Anak Berkebutuhan Khusus. Depdiknas, Dirjen. pendidikan dasar dan menengah; Direktorat.PLB. Jakarta.
Ellias M. Awad, 1979 Pengetian Model. Penerbit: Alfabeta Bandung. 2012.
Engkoswara dan Rustiyah, 1984. Pola Dasar Mengajar. Penerbit: Alfabeta Bandung 2012
Mardalis 2008. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. PT.Bumi Aksara.Jakarta.
Rusli Lutan, dkk. 2002. Supervise Pendidikan Jasmani, Konsep dan Praktek.
Direktorat Jenderal Olahraga. Jakarta.
Soenardi, 1999. Kriteria Keabsahan Data Kualitatif. http:Wikipedia.com


Sukardi, 2003. Metode Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya, PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Wirjasanto, 1984. Sarana Prasarana Olahraga. Jakarta, Direktorat Pendidikan Luar Biasa

Senin, 29 April 2013

Analisis perancangan sistem



KATA PENGANTAR


Segala puji syukur tim Penulis haturkan limpah terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, maka Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun untuk menunjang mata kuliah Analisis dan Perancangan Sistem. Dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari Bapak Dosen serta para pembaca kiranya dapat diterima dengan lapang dada agar ke depannya lebih baik lagi. Atas perhatiannya tim penulis haturkan limpah terima kasih.


                                                                                                                                                Kupang,    Oktober 2012




                                                                                                                                                           Tim Penulis



DAFTAR ISI




1.    PERANCANGAN INPUT RECORD
Ada beberapa hal yang harus dianalisis sebelum membuat perancangan sistem, yaitu :
1.         Ruang lingkup atau batasan sistem.
2.         Apa yang ingin dihasilkan oleh sistem (tujuan sistem/ output).
3.         Siapa saja yang terlibat di dalamnya, dan sebagainya.
Ruang lingkup sistem yang akan kita bahas adalah tentang penjualan barang di mini market “Rachmana Tamaya”, tidak membahas pembelian barang untuk keperluan stok di mini market tersebut, maupun bagaimana penanganan barang rusak, kadaluarsa, dan sebagainya. Masih dalam batasan sistem, pihak-pihak/ orang-orang yang berada di “lingkar luar” adalah pengunjung mini market yang selanjutnya disebut dengan “Pembeli” dan “Pemilik,” yaitu pemilik mini market yang harus diberi laporan hasil penjualan barang setiap hari (setelah toko tutup). Tujuan pembuatan sistem ini adalah untuk mencatat transaksi penjualan barang di mini market tersebut (sehingga dapat digunakan untuk mengecek uang masuk, selanjutnya juga dapat dimanfaatkan untuk menghitung keuntungan unit usaha, dan sebagainya).Pihak-pihak yang terlibat di dalamnya (pada proses penjualan barang) adalah kasir, dan beberapa penjaga toko yang merangkap pengontrol keberadaan barang di rak-rak pajang).

Penggambaran Perancangan Sistem
Di bahasan ini, penggambaran perancangan sistem yang digunakan adalah Data Flow Diagram (DFD), Entity/ Relationship Diagram (E/R Diagram), dan Data Normalization. DFD dibagi menjadi tiga strata (tingkatan), yaitu Context Diagram, Zero Diagram, dan Detail Diagram.

D.1. Context Diagram (Diagram konteks)
Diagram konteks berisi gambaran umum (secara garis besar) sistem yang akan dibuat. Secara kalimat, dapat dikatakan bahwa diagram konteks ini berisi “siapa saja yang memberi data (dan data apa saja) ke sistem, serta kepada siapa saja informasi (dan informasi apa saja) yang harus dihasilkan sistem.” Jadi, yang dibutuhkan adalah :
(1)           Siapa saja pihak yang akan memberikan data ke sistem,
(2)           Data apa saja yang diberikannya ke sistem,
(3)           kepada siapa sistem harus memberi informasi atau laporan, dan
(4)           apa saja isi/ jenis laporan yang harus dihasilkan sistem. Kata “Siapa” di atas dilambangkan dengan kotak persegi (disebut dengan terminator), dan kata “apa” di atas dilambangkan dengan aliran data (disebut dengan data flow), dan kata “sistem” dilambangkan dengan lingkaran (disebut dengan process).

Beberapa kemungkinan (data) yang diberikan pembeli kepada kasir adalah :
1.              1 barang yang ditanyakan,
2.              2 barang yang akan dibeli,
3.              3 Uang pembayaran.
      Sebaliknya, kemungkian informasi yang diberikan kasir kepada pembeli adalah
1.              1 keadaan barang yang ditanyakan,
2.              2 jumlah uang yang harus dibayar.
Sedangkan informasi yang diberikan kasir kepada Pemilik adalah Laporan Jumlah Uang
Masuk beserta Jumlah Barang yang Terjualnya. DFD Konteksnya :
D.2. Zero Diagram (Diagram Nol)
Tujuan dari diagram nol adalah untuk “memerinci” sebuah sistem menjadi “proses-proses” yang harus dilakukan ‘orang dalam.’ Atau jika dibuat dalam kalimat adalah : “Apa saja proses yang harus dilakukan agar mencapai sistem tersebut ?.”
Jadi, diagram ini adalah kelanjutan dari diagram konteks, yang “memperbanyak lingkaran,” sedangkan untuk (jumlah dan isi) terminator serta (jumlah dan isi) data flow dari dan ke terminator tersebut harus tetap. Pada diagram ini pula mulai ditampilkan data store (penyimpan data/ file) yang dibutuhkan.

File apa saja yang dibutuhkan di sistem ini ?. Jenis file data ada dua, yakni (1) master file, dan (2) transaction file.. Master file adalah file berisi (mencatat) mengenai objek yang harus ada di sebuah unit usaha yang jika tidak ada objek tersebut maka unit usaha tersebut tidak akan berjalan secara sempurna. Objek-objek yang harus ada di sebuah mini market adalah : (1) barang, (2) pengelola, (3) pembeli, dan (4) fasilitas. Jika salah satu objek tersebut tidak ada, maka mini market tidak akan berjalan sempurna. Dalam pencatatan penjualan barang, master file yang dibutuhkan hanya barang, pengelola (kasir), dan fasilitas (Rak, yang digunakan untuk memajang barang). File Pembeli tidak diperlukan karena data pembeli tidak dicatat. Sedangkan transaction file adalah file yang digunakan untuk mencatat transaksi yang terjadi di mini market tersebut. Transaksi adalah berelasinya (berhubungannya) dua master file (atau lebih).
Jika kita lihat apa saja master file yang harus ada di atas, dan mana yang berhubungan sehingga terjadi transaksi, maka kemungkinan-kemungkinan transaksi yang terjadi di mini market tersebut adalah :
1. “Pembeli membeli barang”
2. “Kasir menjual barang”
3. “Pembeli membeli barang, dan Kasir Menjual Barang” (gabungan 1 dan 2)
Karena Pembeli tidak dicatat, maka kita menggunakan transaksi yang ke 2 saja, sehingga transaksi yang terjadi akan dicatat di file “JUAL”. (Nama file terserah perancang sistem) Mari kita susun diagram nol-nya. Ketika “Pembeli” datang, ada 2 kemungkinan yang akan dilakukannya, yaitu (1) bertanya keberadaan barang yang akan dibelinya, dan (2) ia mengambil barang-barang yang akan dibelinya dan menyerahkan kepada kasir untuk dihitung berapa yang harus dibayarnya. Apa aksi (proses yang harus dilakukan kasir) untuk kedua kemungkinan tersebut ?.

D.3. Detail Diagram (Diagram Detil)
Diagram detil adalah diagram yang memungkinkan proses yang ada di diagram nol lebih diperinci lagi. Misalkan untuk proses 1 di atas.
D.4. Entity/ Relationship Diagram (Diagram E/R)
Diagram E/R digunakan untuk memperlihatkan hubungan antarfile (data store) yang ada di DFD. Di sini, file (data store) disebut dengan entity (entitas). Bagian dari file, yaitu fields, di sini disebut dengan attributes (atribut-atribut). Berikut lambang-lambangnya.


Entity
 
 
                            Adalah file (data store di DFD). Entity adalah file yang berjenis master.

Diamond: Relasionship 

                                                          Adalah file (data store di DFD). Relationship adalah file yang berjenis
                                                           transaksi , digunakan untuk menyimpan data transaksi yang terjadi.
         


Rounded Rectangle: Attribute
 
                                          Adalah bagian-bagian spesifik dari file (entitas).

Gambar 6. Lambang-lambang Diagram E/ R

Berikut contoh diagram E/R dalam kasus ini :

Berikut penjelasan atribut-atribut yang digunakan :
Nama File (Entitas) Nama Field (Atribut) Keterangan

Atribut-atribut ini disesuaikan dengan kebutuhan oleh perancang sistemnya, misalkan, KASIR boleh saja memiliki atribut tempat dan tanggal lahir “TT_Lahir,” tetapi karena atribut itu tidak diperlukan maka tidak perlu dibuat/ ditulis. Tetapi harus dipatuhi bahwa setiap atribut yang ada di entitas adalah memang merupakan atribut (identitas) dari entitasnya. Jadi, jangan masukkan atribut “NM_BRG” di atribut KASIR, karena nama barang bukanlah atribut si KASIR. Entitas “JUAL” adalah entitas yang merupakan file transaksi, jadi, (atribut-atribut) yang tercantum di sana adalah bagian-bagian transaksi yang harus dicatat. Adapun atribut NOPEG dan KD_BRG adalah atribut dari entitas lain yang menjadi “jembatan” untuk mengambil atributatribut dari master file-nya. (Penjelasan ini ada di bagian berikutnya). Ada kekuatan hubungan di dalam Diagram E/R yang dinamakan dengan derajat kardinalitas (cardinality degree).
Ada empat jenis derajat kardinalitas yaitu :
(1) one to one (dilambangkan dengan 1 : 1).
(2) one to many (dilambangkan dengan 1 : M)
(3) many to one (dilambangkan dengan M : 1), dan
(4) many to many (yang dilambangkan dengan M : M).
Untuk menetapkan derajat kardinalitas di atas, ikuti kalimat-kalimat berikut ini :
“Satu KASIR bisa menJUAL satu atau lebih BARANG.” Satu atau lebih = Many.
Selanjutnya, kalimat yang dibalik :
“Satu (kode) BARANG bisa diJUAL oleh satu atau lebih KASIR”
Selanjutnya, pilih yang terbesar dari masing-masing sisi :
Kini kita dapatkan “M” (many) di kedua sisinya yang berarti derajat kardinalitas relasi tersebut adalah “many to many.” Namun, karena dalam matematika, nilai M akan selalu sama dengan M, sedangkan belum tentu kalimat (jika nilai M di atas = 10), “Sepuluh KASIR akan selalu menJUAL sepuluh BARANG,” maka penulisan M di salah satu sisinya diganti dengan N, tetapi pembacaannya tetap many. Jadi, nilai M dan N bisa jadi sama, dan bisa jadi tidak sama (M = N atau M ¹ N).

2.    PERANCANGAN ON-LINE RECORD
Beberapa teori penunjang pada proyek akhir ini adalah sebagai berikut :
JSP
Java Server Pages (JSP) merupakan sebuah teknologi servlet-based yang digunakan pada web untuk menghadirkan dynamic dan static content. JSP merupakan text-based dan kebanyakan berisi template text HTML yang digabungkan dengan spesifik tags dynamic content.
 Web Container
Menurut spesifikasi J2EE, dikenal EJB Container, Web Container dan Application Server. Web Container adalah services yang dijalankan oleh suatu Java Application Server hususnya untuk services yang  compliance/kompatibel dengan Servlet dan JSP. Selain menjadi services oleh Java Application Server, Web Container dapat berdiri sendiri. Contoh Web Container adalah Tomcat, ServletExec, Resin, Jrun, Blazix. Web Container juga dapat bekerja sama dengan web server, misalnya Tomcat dengan Apache, Jrun dengan IIS.
Jakarta Tomcat
Jakarta Tomcat adalah web application server, yang mempunyai kemampuan sebagai Servlet container dan JSP container di mana Anda bisa mendeploy Servlet dan JSP. Di atas Jakarta Tomcat, Servlet dan JSP akan bekerja melayani request dari client, yang lumrahnya adalah berupa browser. Web Server adalah software untuk server yang menangani request melalui protokol HTTP yang digunakan oleh  situs-situs web saat ini dalam menangani request file statik HTML, sepeti Apache dan Microsoft IIS. Web server sekarang sering “dibungkus” oleh Java Application Server sebagai HTTP Server
JDBC
JDBC merupakan teknologi standar Java yang menjadi bagian dari JDK(J2SDK) untuk akses dan pegolahan database sehingga JDBC juga sering disebut Java API untuk akses data. JDBC saat ini telah memiliki dungan industri yang kuat sehingga dapat menemukan dengan mudah database yang mendukung JDBC. JDBC bukanlah merupakan akronim tetapi sebutan atau merk dari Sun Microsystem untuk mendefinisikan Java API untuk database. Dengan JDBC dapat membuatprogram dengan potabilitas tinggi dan cukup mudah karena secara umum pemrograman JDBC tidak memiliki perbedaan yang berarti untuk pemrograman dari database tertentu dengan databaselain. Perbedaan utama pada kode hanyalah kode yang mendefinisikan driver dari database server serta perintah SQL tertentu yang mungkin memiliki perbedaan sintaks tertentu atau perintah SQL khusus yang hanya terdapat pada databse tertentu
 MY SQL
MySQL adalah suatu perangkat lunak database relasi (Relational Database Management System atau RDBMS), seperti halnya ORACLE, Postgresql, MS SQL, dan sebagainya. MySQL AB menyebut produknya sebagai database open source terpopuler di dunia. Berdasarkan riset dinyatakan bahwa bahwa di platform Web, dan baik untuk kategori open source maupun umum, MySQL adalah database yang paling banyak dipakai. Menurut perusahaan pengembangnya, MySQL telah terpasang di sekitar 3 juta komputer. Puluhan hingga ratusan ribu situs mengandalkan MySQL bekerja siang malam memompa data bagi para pengunjungnya

3.    PERANCANGAN BATCH INPUT
Pada DOS , OS / 2 , dan juga Microsoft Windows , file batch adalah nama yang diberikan untuk jenis file script , sebuah file teks yang berisi serangkaian perintah yang akan dieksekusi oleh command interpreter. Perintah dapat dibangun ke dalam prosesor perintah ( COPY ), disertakan dengan sistem operasi tetapi tidak dibangun ke dalamnya ( XCOPY memanggil Microsoft DOS Program XCOPY.EXE ), atau mungkin program apapun ( cp memanggil program cp.exe jika ada , EXE port dari Unix. cp perintah, dengan dasarnya fungsi yang sama seperti XCOPY.EXE ). Mirip dengan bahasa kontrol pekerjaan dan sistem lain pada mainframe dan sistem komputer mini, file batch yang ditambahkan untuk mempermudah kerja yang dibutuhkan untuk tugas-tugas rutin tertentu dengan memungkinkan pengguna untuk mendirikan sebuah script untuk mengotomatisasi mereka. Ketika sebuah file batch dijalankan, shell program (biasanya COMMAND.COM atau cmd.exe ) membaca file dan mengeksekusi perintah nya, biasanya baris demi baris. [1] Unix-seperti sistem operasi (seperti Linux ) memiliki sebuah sejenis file disebut skrip shell . [2] The ekstensi nama file . kelelawar digunakan di DOS, dan Windows 9x keluarga sistem operasi. The Microsoft Windows NT -keluarga sistem operasi dan OS / 2 menambahkan. cmd. Batch file untuk lingkungan lain mungkin memiliki ekstensi yang berbeda, misalnya di btm. 4DOS dan 4NT kerang terkait.
Perbedaan antara Data dan Informasi
Data: fakta atau kejadian yang terjadi di dalam sebuah perusahaan atau organisasi. Kebanyakan dari data tidak mempunyai makna jika digunakan tanpa di dukung dengan data lain.
Contoh : Umur, nilai test, kode matakuliah, nama orang tua, jumlah pasien, warna mobil, luas tanah, ukuran sepatu, jenis rambut, harga motor, biodata mahasiswa.
Informasi: data yang telah diproses sehingga memiliki makna yang mudah difahami atau dimengerti.
Contoh : Lulusan paling muda periode wisuda april, rata-rata IPK lulusan periode wisuda oktober, jadwal kuliah semester genap, peringkat mobil terlaris th 2008, profil kredit motor 5 th, KRS, KTB, Slip ATM.
Input
Definisi :
Data dan instruksi yang dimasukkan ke komputer untuk kebutuhan pengolahanKegiatan memasukkan data dan instruksi ke komputer (seringkali disebut sebagai data entry). Bahan dasar informasi adalah data yang terjadi dari transaksi, kejadian, permintaan dan pertanyaan yang dihadirkan dalam bentuk: Suara, image, teks, angka, huruf dan karakter khusus atau symbol  Tantangan terbesar dari kegiatan pengolahan data adalah menyakinkan bahwa data yang dimasukkan benar, karena data tersebut merupakan basis untuk menghasilkan informasi. (GIGO : Garbage In Garbage Out)
Input dan Pengolahan Transaksi
Input data dapat dilakukan dalam dua cara:
a)     Batch Input
Transaksi data diakumulasikan (batch) dalam kurun waktu tertentu sebelum dimasukkan ke dalam system.
Biasanya melibatkan proses pengisian dan pengumpulan form kertas (source document) yang kemudian data tersebut dimasukkan ke komputer melalui alat input (input device)
Contoh: Sistem Penggajian
b)     Direct Input
Transaksi data dimasukkan ke dalam sistem pada saat transaksi tersebut berlangsung 
Contoh: Sistem Reservasi Pesawat
4.  Kontrol Data
Kontrol untuk membuat data tetap akurat dari proses entri data didapat dari
a)     Procedure
Ditentukan oleh Pimpinan/manajemen
Didapatkan melalui training manual
Prosedur menentukan hal-hal sbb:
1)    Data apa yang dibutuhkan
2)    Dimana data tersebut bisa didapatkan
3)    Siapa yang harus mendapatkan data (obtain)
4)    Siapa yang harus menginput dan kapan
5)    Tipe input device yang harus digunakan
6)    Metoda pengolahan
7)    Apa yang harus dilakukan bila terdeteksi error pada data
Prosedur yang dikembangkan dengan baik dan digunakan secara konsisten membantu mencegah timbulnya masalah pada proses data entry
b)     User interfaces
Software yang digunakan memiliki beberapa kontrol terhadap proses data-entry
User interface sebuah software adalah bagian dari sebuah program yang digunakan user untuk berinteraksi
Berguna untuk:
Memperbolehkan entri data dan perintah (command) yang dibutuhkan program
Mengarahkan dimana data dapat dimasukkan
Menginformasikan tipe kesalahan yang terjadi saat data dimasukkan
Untuk memudahkan dan mengefisienkan proses input:
Feature dari user interface harus konsisten dari sebuah aplikasi ke aplikasi lainnya Layout dari field pada layar(area khusus untuk memasukkan data) dan pergerakan kursor antar field tersebut harus terurut secara logical c)     Input forms Digunakan untuk: Memberikan arti yang spesifik pada input
Memudahkan proses input Mengurangi error Input form adalah: dokumen terstruktur dimana terdapat ruang yang disediakan  untuk informasi tertentu Source document: dokumen asli dimana data direkam  Source document digunakan untuk verifikasi bila keakuratan data yang dimasukkan ke komputer dipertanyakan Pada input form yang sudah baik masih ada kemungkinan terjadi human error pada saat memasukkan data ke komputer  Transcription error : kesalahan yang terjadi saat memasukkan karakter yang salah e.g. 8751 à8750  Transpotition error : tipe kesalahan Transcription error yang terjadi saat dua buah karakter tertukar  e.g. 8751 à8571
d)     Data collection methods
Cara dasar memasukkan data adalah melalui:
Transcriptive data entry
Pengumpulan data dari sumber atau tempat asli dengan memasukkannya ke input form (ditulis tangan atau diketik). Data dari input form tersebut harus dikodekan untuk kemudian dimasukkan ke komputer atau ditulis ke bentuk lain yang dapat menjadi input untuk pengolahan dikemudian hari  Source data entry
Data (disebut source data) dikumpulkan dan disiapkan pada sumbernya dalam bentuk machine-readable yang dapat digunakan komputer tanpa melalui langkah intermediate data-transcription yang terpisah.
c/ Scannerà bar codes
Mengurangi jumlah kesalahan yang terjadi selama input karena mengurangi proses transcription
e)     Data entry modes
Cara data dimasukkan ke dalam komputer mempengaruhi bagaimana data tersebut diolah.
Dua mode dasar data entry, masing-masing berhubungan dengan mode pengolahan data.
1)    Batch input dengan batch processing
2)    On-line input dan interactive processing
Sebuah device disebut:
1)    On-line bila alat tersebut siap dipergunakan dan dapat berkomunikasi dengan atau dikendalikan oleh sebuah komputer
2)    Off-line bila alat tersebut  tidak dapat berkomunikasi dengan atau dikendalikan oleh sebuah komputer
Batch input
Pengumpulan data untuk suatu periode tertentu dimana sejumlah source document dikelompokkan, kemudian pada satu saat dimasukkan ke dalam komputer dan disimpan untuk pengolahan yang akan datang
Batch processing
Pengolahan data yang telah dikumpulkan dan dikelompokkan (batch) sebelumnya tanpa campurtangan / intervensi user
Pengolahan data dimana transaksi terakumulasi dan tersimpan sampai saat yang tepat atau perlu untuk kemudian diolah sebagai satu kelompok
Batch processing adalah pelaksanaan dari serangkaian program (" pekerjaan ") pada komputer tanpa intervensi manual.

On-line input
Penangkapan (capture) dan pengentrian data ke komputer secara langsung untuk segera diolah
Interactive processing
Pengolahan data yang melibatkan user dalam suatu  “command and response mode” dengan komputer secara kontinue
Interactive processing dalam kegiatan bisnis sering disebut On-line real-time processing atau transaction processing
Transaction: kegiatan terpisah seperti entri atau update data pada suatu file dalam sebuah sistem komputer
On-line real-time processing
Pengolahan data segera setelah data dimasukkan.
f)      Programming controls
Suatu program dapat dirancang untuk melakukan Validity checking untuk menentukan apakah data konsisten dan lengkap
Validity checking terdiri dari:
1)    Consistency check
Memverifikasi apakah data yang dimasukkan memenuhi kriteria format, batasan dan parameter lainnya
2)    Completeness check
Menentukan apakah semua data  lengkap. E.g. NIM harus 10 digit dan tidak boleh memasukkan NIM yang sama.
g)     Environmental controls
Salah satu penyebab terjadinya error adalah fatigue (kelelahan) sehingga dibutuhkan lingkungan kerja yang nyaman, efisien dan aman melalui ergonomic.
Ergonomics
Ilmu yang mempelajari manusia dalam lingkungan kerjanya, termasuk karakteristik fisik manusia dan cara mereka bekerja/berhubungan  dengan furnitur dan mesin
Hasil studi dari ergonomic digunakan pada Human engineering yaitu rancangan dari furniture dan mesin untuk memenuhi kebutuhan manusia
1.  Pengolahan Data
Adalah masa atau waktu yang digunakan untuk mendeskripsikan perubahan bentuk data menjadi informasi yang memiliki keguanaan (data processing is the term used to describe changes performed on data to produce purposeful information).

Operasi yang dilakukan dalam pengolahan data :
a)  Data input
Recording transaction data ke sebuah pengolahan data medium (contoh, punching number ke dalam kalkulator).
Coding transaction data ke dalam bentuk lain (contoh, converting atribut kelamin female ke huruf F).
Storing data or information untuk pengambilan keputusan (potential information for future).
b)  Data transformation
Calculating, operasi aritmatik terhadap data field.
Summarizing, proses akumulasi beberapa data (contoh, menjumlah jumlah jam kerja setiap hari dalam seminggu menjadi nilai total jam kerja perminggu).
Classifying data group-group tertentu :
Categorizing data kedalam group berdasar karakteristrik tertentu (contoh, pengelompokkan data mahasiswa berdasar semester aktif). 
Sorting data kedalam bentuk yang berurutan (contoh, pengurutan nomor induk karyawan secara ascending).
Merging untuk dua atau lebih set data berdasar kriteria tertentu (menggabungkan data penjualan bulan Januari, Februari dan Maret kedalam group triwulanan).
Matching data berdasar keinginan pengguna terhadap group data (contoh, memilih semua karyawan yang total pendapatannya lebih dari 15 juta pertahun).
c)  Information output
Displaying result, menampilkan informasi yang dibutuhkan pemakai melalui monitor atau cetakan.
Reproducing, penyimpanan data yang digunakan untuk pemakai lain yang membutuhkan.
Telecommunicating, penyimpanan data secara elektronik melalui saluran komunikasi.

Gambar 12. Proses Utama dan Fungsi Pengolahan Data

4.    PERANCANGAN ON-LINE TERMINAL DIALOGUES
Komunikasi Data
komunikasi data adalah proses pengiriman dan penerimaan data/informasi dari dua atau lebih device (alat,seperti komputer/laptop/printer/dan alat komunikasi lain)yang terhubung dalam sebuah jaringan. Baik lokal maupun yang luas, seperti internet Secara umum ada dua jenis komunikasi data, yaitu:
Melalui Infrastruktur Terestrial 
Menggunakan media kabel dan nirkabel sebagai aksesnya. Membutuhkan biaya yang tinggi untuk membangun infrastruktur jenis ini. Beberapa layanan yang termasuk teresterial antara lain: Sambungan Data Langsung (SDL), Frame Relay, VPN MultiService dan Sambungan Komunikasi Data Paket (SKDP).

Melalui Satelit 
Menggunakan satelit sebagai aksesnya. Biasanya wilayah yang dicakup akses satelit lebih luas dan mampu menjangkau lokasi yang tidak memungkinkan dibangunnya infrastruktur terestrial namun membutuhkan waktu yang lama untuk berlangsungnya proses komunikasi. Kelemahan lain dari komunikasi via satelit adalah adanya gangguan yang disebabkan oleh radiasi gelombang matahari (Sun Outage) dan yang paling parah terjadi setiap 11 tahun sekali.
Isu Utama dalam Komunikasi Data
Isu utama dalam komunikasi data melalui sebuah jaringan baik melalui infrastruktur teresterial ataupun melalui satelit antara lain adalah:
1.       Keterbatasan bandwith, dapat diatasi dengan penambahan bandwith.
2.       Memiliki Round Trip Time (RTT) yang terlalu besar, dioptimalkan dengan adanya TCP Optimizer untuk mengurangi RTT.
3.       Adanya delay propagasi untuk akses via satelit, membangun infrastruktur terestrial jika mungkin.

Model Komunikasi Dasar
Bentuk komunikasi yang paling umum adalah ketika seseorang berbicara kepada orang lain. Proses ini dapat dilukiskan dengan diagram pada gambar berikut. Diagram tersebut adalah model komunikasi dasar, dan dua elemen yang paling penting adalah Sender (pengirim) dan Receiver (penerima). Ketika seseorang berbicara dengan orang lain, pengirim menggunakan pikiran dan suaranya sebagai Coder untuk mengatakan komunikasi atau message (pesan) dalam bentuk yang dapat ditransmisikan. Pesan tersebut harus melewati beberapa jenis pathway (jalan) yang disebut Channel (saluran), untuk mencapai penerima. Pesan verbal yang dikomunikasikan dalam pembicaraan face-to-face berjalan dalam bentuk gelombang suara melalui udara untuk mencapai penerima. Udara adalah saluran., ketika pesan telah sampai pada penerima, ia harus di kode. Telinga dan otak penerima berfungsi sebagai Decoder.
Ketika seseorang berbicara dengan orang lain melalui telepon, telepon pengirim terlibat dalam proses pengkodean, dan jalur telepon berfungsi sebagai saluran dan telepon penerima terlibat dalam pengkodean. Tempat pembicara menggunakan sistem alamat umum sebagai coder untuk menuju kelompok yang besar. Model komunikasi dasar mewakili segala jenis komunikasi dari pengirim ke satu penerima atau lebih.

Gambar 13. Model Komunikasi Dasar
Komunikasi Data Pada Komputer
Model komunikasi dasar dapat juga berfungsi sebagai dasar untuk diagram yang menunjukkan bagaimana data di komunikasikan oleh komputer. Komunikasi data adalah perpindahan data dan informasi yang terkode dari satu point ke point yang lain dengan menggunakan peralatan elektrik atau elektromagnetik, kabel fiber optik atau sinyal microwave. Istilah lain yang digunakan adalah teleprocessing, telecommunication, telecom dan datacom.
Gambar di bawah berikut menunjukkan basic data communication schematic (komunikasi data dasar skematis). Ini adalah bentuk komunikasi komputer paling sederhana, satu terminal dihubungkan ke komputer. Diagram ini berbeda dengan model komunikasi dasar yang komunikasinya dapat mengalir dalam dua arah. Terminal dapat berfungsi sebagai pengirim dan komputer sebagai penerima, atau sebaliknya.
Seperti yang terjadi pada komunikasi antar manusia, pesan yang dikomunikasikan dalam jaringan computer harus berjaln melalui saluran (channel). Banyak teknologi yang digunakan dalam channel datacom, namun yang paling umum digunakan adalah sirkuit telepon yang sama dengan yang digunakan untuk komunikasi suara. Circuit (sirkuit) atau Line (jalur) adalah fasilitas transmisi yang memberikan satu channel atau lebih. Sebagai contoh, jalur telepon standart bisa memberikan dua puluh empat channel.
Agar dapat menggunakan sirkuit telepon, pada ujungnya harus diberi peralatan khusus. Peralatan tersebut disebut Modem, singkatan dari modulator-demoduator. Modem mengubah sinyal elektronik dari peralatan komputerisasi (terminal dan computer) menjadi sinyal elektronik dari sirkuit telepon, dan sebaliknya. Para insinyur yang merancang peralatan komputerisasi dan telepon menggunakan cara yang berbeda untuk mengkode data. Data ditampilkan dalam system computer dalam bentuk digital. Karakter dikode dengan menggunakan kombinasi bit yang hanya mempunyai dua kemungkinan kedudukan (keadaan), yaitu on dan off. Sebaliknya, peralatan telepon biasanya menggunakan bentuk signal analog yang menampilkan karakter dengan gelombang listrik dari berbagai frekwensi. Perbedaan nada yang anda dengar ketika akan menekan tombol telepon adalah suara frekuensi dari berbagai digit.
Gambar 14. Komunikasi Data
Terminal
Macam-macam jenis terminal untuk memasukkan data kedalam computer :
1.       Terminal Keyboard
Terminal keyboard ada dua jenis yaitu terminal yang menampilkan output pada layar dan terminal yang mencetak output pada kertas. Terminal yang menggunakan tampilan layar adalah  CRT atau VDT. Terminal yang menghasilkan output dalam bentuk kertas disebut terminl hard copy atau terminal teleprinter. Terminal hard copy sebenarnya adalah printer karakter mikrokomputer yang mempunyai keyboard. Teknologi dot matriks dan daisy wheel yang digunakannya.
Terminal keyboard tak asing lagi bagi para manajer. Keyboard digunakan untuk meminta laporan, membuat query database, melakukan dialog dengan model matematis dan expert system, dan menerima pengiriman elektronik. Kelebihan utama terminal hardcopy adalah ia memberikan record yang permanen. Manajer dapat meminta hardcopy darinya bila ia menerakan system fisik, untuk digunakan sebagai signal untuk mengamati aktivitas. Manajer juga dapat menggunakan hardcopy untuk keperluan meeting dalam memecahkan masalah. Kelebihan utama CRT adalah penampilannya yang cepat, kemampuan beberapa CRT antara lain dapat menampilkan output berwarna dan bentuk grafik yang menambah kepopulerannya.
2.       Telepon Tombol
Telah dijelaskan sebelumnya bagaimana computer yang diperlengkapi dengan peralatan respon audio dapat mentransmisi pesan, sehingga pemakai dapat mendengarkannya pada telepon. Tombol tekan digunakan untuk mentransmisi data dan instruksi ke dalam computer. Sebagai contoh, manajer dapat mengecek keadaan bahan mentah yang tinggal sedikit selagi ia adalam perjalanan pulang dari kantor. Manajer dapat menggunakan telepon seluler guna meminta informasi dari database untuk menentukan status stok.
3.       Terminal Point of Sale
Terminal POS digunakan dalam supermarket dan took pengecer yang lain, seperti department store. Terminal ini dilengkapi alat untuk memasukkan data transaksi kedalam database selagi terjadinya pembelian. Terminal tersebut memungkinkan database merefleksikan status perusahaan pada saat itu.
4.       Terminal koleksi data
Ketika masa mesin kartu berlubang masih digunakan oleh computer, sebuah jenis terminal dirancang untuk oleh pekerja pabrik. Terminal ini disebut data collection terminal (terminal koleksi data), ia digunakan dalam laporan hadir dan laporan pekerjaan. Attendance reporting (laporan hadir) dilakukan dengan mencatatkan waktu masuk ketika anda dating dan mencatatkan waktu keluar ketika anda pulang. Job reporting (laporan pekerjaan) mencakup pencatatan mulainya waktu kerja produksi dan pencatatan berakhirnya waktu produksi.
Terminal koleksi data sekarang ini diberi fasilitas OCR wand, badge, reader, dan keyboard. OCR wand dapat digunakan untuk membaca karakter dari dokumen yang dibawa oleh pekerja yang bergerak sepanjang gedung, sehingga memudahkan pembuatan laporan kerja. Badge reader membaca data yang dicatat pada badge pekerja yang berbentuk lubang atau bit pada strip magnetis, sehingga memudahkan laporan hadir.
Terminal pengumpulan data sekarang ini juga digunakan pada selain area manufaktur. Anda mungkin dapat menjumpainya di perpustakaan ketika anda mencari buku. Tenaga perpustakaan menggunakan OCR wand untuk membaca karakter penanda pada buku dan ID card anda. Seperti pda terminal POS, terminal koleksi data juga memungkinkan pekerja dapat mengkomunikasikan data kedalam database yang menjelaskan apa yang sedang terjadi dalam perusahaan.
5.       Terminal Remote Job Entry
Jika diperlukan untuk mengumpulkan dan menerima volume data yang besar pada satu lokasi, maka terminal khusus yang disebut terminal remote job entry dapat digunakan. Terminal RJE bisa terdiri dari unit punched card reading yang dapat membaca kartu dengan kecepatan berates-ratus baris per menit. Terminal RJE dapat digunakan di kantor cabang untuk mengkomunikasikan data pada cabang ke computer kantor pusat dan menghasilkan informasi printout yang ditansmisikan dari kantor pusat. Terminal RJE digunakan secara batch dan oleh karenannya ia kurang terkenal, karena penggunaan terminal sekarang ini penekanannya pada pemrosesan online.
6.       Terminal tujuan khusus
Mungkin anda pernah memperhatikan terminal seperti cash-register di tempat Mcdonald, took donat dan kafetaria. Terminal tersebut biasanya dilengkapi dengan sejumlah tombol. Tiap tombol untuk satu item penjualan. Anda membeli Big Mac, ayam goring porsi kecil dan Coke kecil maka penjual akan menekan tiga tombol tersebut. Terminal seperti itu disebut Special purpose terminal (terminal tujuan khusus) yang dirancang untuk tujuan tertentu.
Contoh yang tepat dari terminal tujuan khusus ini adalah terminal tangan FED EX SUPER TRACKER dari federal express. Jika seorang kurir mengangkat paket, kode zip tujuan dimasukkan ke dalam keyboard. SUPER TRACKER kemudian menggunakan microprocessor dan ROM-nya untuk menentukan rute terbaik ke tujuan dan menampilan kode perotasian. Kuris membaca kode dan menuliskannya ke paket. Ketika kurir mengantar paket ke gudang federal express local maka pekerja dapat dengan mudah menyortirnya kedalam kelompok berdasarkan kode yang ada. SUPER TRACKER mengurangi tugas pekerja dalam menentukan rute tujuan.
Ketika kurir federal express mengantarkan paket, SUPER TRACKER secara optis meneliti kode bar yang ada pada paket. Kurir kemudian menuliskan inisial dan nama belakang dari penerima. SUPER TRACKER kemudia memasukkan tanggal dan waktu. Ketika kurir kembali ke truk pengangkut SUPER TRACKER diarahan ke terminal yang satunya, terminal pada truk kemudian mentransmisikan data melalui microwave ke computer wilayah (mereka tersebar di 150 wilayah di AS, LONDON dan HONGKONG). Komputer wilayah mentransmisikan data ke computer sentral di Memphis. Dalam waktu dua menit setelah paket dikirimkan, computer di Memphis telah mempunyai record atau catatan transaksinya. Sistem federal express merupakan contoh yang bagus mengenai cara sebuah perusahaan menelusuri arus sumber secara global dalam waktu riil.
Terminal Intelligent dan Dumb
Jika terminal hanya dapat mengirim dan menerima data, ia dianggap sebagai dumb terminal (terminal dumb). Jika sebuah terminal mempunyai kemampuan tambahan untuk menjalankan beberapa jenis pemrosesan, ia disebut intelligent terminal (terminal pintar). Kepintaran ini karena didukung oleh microprosesor dan banyak kita temui bahwa terminal tersebut sebenarnya adalah mikrokomputer. Dari segala jenis terminal diatas kecuali telepon tombol, dapat berupa terminal intelligent atau terminal dump.
Bagi pemakai terminal merupakan bagian paling penting dari jaringan datacom. Ia adalah unit yang ia lihat dan gunakan. Semua peralatan lain ada di balik lyar, pemakai menganggap terminalnya sebagai sitem. Namun demikian, jika jaringan yang ada tidak dapat mengurus lalu lintas datacom, maka tenggang waktu untuk menunggu respon computer akan menjadi terganggu. Bila merancang jaringan datacom, sebaiknya spesialis informasi mengatur atau menyusun hardware dan software yang memadai untuk dapat mengurus volume lalu lintas datacom.
Modem
Perusahaan komunikasi seperti AT&T dan GTE disebut common carrier (perusahaan umum) karena mereka memberikn fasilitas kepada masyarakat umum. Common carrier menggunakan berbagai macam teknologi untuk melakukan transmisi pesan. Teknologi yang lama menampilkan data dalam bentuk analog sementara teknologi yang lebih baru menggunakan cara digital. Namun demikian, walaupun signal digital digunakan modem masih diperlukan untuk membentuk signal untuk transmisi.
Modem dirancang untuk beroperasi pda kecepatan tertentu, yang biasanya 300, 1200, 2400, 4800, 9600 bit per detik, dan lebih. Kecepatan modem menentukan kecepatan transmisi pesan.
Kendala Komunikasi Data
a)      Waktu tanggap system
Adalah ukuran kecepatan operasi Sistem. Pada Sejumlah Sistem, waktu tanggap yang cepat merupakan hal yang sangat penting.
Misalnya ATM. Dalam pengambilan uang lewat ATM dimana saat pemakai mengetik nomor identifikasi dan mengisikan jumlah uang yang akan diambil, pemakai pasti mengharapkan agar mesin ATM memberikan tanggapan dalam waktu singkat.
b)      Throughput
Adalah ukuran beban dari sistem tersebut berupa presentase waktu yang diperlukan dalam mengirim sejumlah pesan melewati sambungan komunikasi data. Keluaran dari sistem harus setinggi mungkin agar pemakaian jalur dan terminal yang sangat mahal dapat diperoleh secara maksimum. Terminal-terminal harus dapat dioperasikan semudah mungkin untuk mengurangi faktor kesalahan manusia dan juga mempertinggi kecepatan operasi.
c)       Manusia
Faktor manusia sangat penting diperhatikan. Khususnya di situasi terminal sering dipakai oleh pengguna yang tidak terlatih seperti mesin ATM.
Kebanyakan jaringan komputer mempunyai sebuah komputer pusat/pengolah pusat (CPU) yang biasanya berupa sebuah komputer mainframe yang dihubungkan dengan sejumlah terminal atau komputer yang lain. Untuk komunikasi antar terminal yang saling berdekatan, dapat digunakan jaringan area lokal (Local Area Network=LAN).
Untuk komunikasi antar terminal yang letaknya lebih jauh, dapat digunakan dedicated circuit, switched circuit melalui Jaringan Telepon Umum (PSTN), Jaringan Data Paket Umum (PSDN), Private Network.
-  Dedicated Circuit : Setiap terminal selalu berhubungan ke CPU baik ada atau tidaknya kiriman data.
- Switched Circuit : Sambungan fisik antara CPU dan terminal hanya dilakukan saat adanya pengiriman pesan. Saat Pesan diterima, sambungan akan terputus sehingga dapat melayani banyak terminal.
- PSTN (Public Switched Telephone Network) : Adalah jaringan yang pertama kali dirancang untuk pengiriman isyarat suara dimana Komunikasi data jarak jauh dapat diteruskan secara keseluruhan atau sebagian lewat sejumlah kombinasi sambungan teristerial menggunakan kabel koaksial, serat optik, gelombang radio, atau memanfaatkan sistem satelit. Sistem telepon di Inggris menggunakan teknik digital melalui jaringan tetap biasa untuk mengirim isyarat dengan mengkonversi wujud digital menjadi suara melalui bantuan modem.
- PSDN (Public Switched Data Network) : PSDN di Inggris disebut Switchstream oleh British Telecom (BT). Adalah jaringan yang menyediakan fasilitas data switching network berkecepatan tinggi sesuai dengan standar X25 dari ITU-T. Pengguna dapat mengatur waktu sambungan antara terminal dan CPU untuk mengirim data.

5.    PERANCANGAN SISTEM FLOWCHART
Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program.
Flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu :
1.    Flowchart Sistem (System Flowchart)
Flowchart Sistem merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan    menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem.
2.    Flowchart Paperwork / Flowchart Dokumen (Document Flowchart)
Kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form dan laporan diproses, dicatat dan disimpan.
3.    Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)
Flowchart Skematik mirip dengan Flowchart Sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem.
4.    Flowchart Program (Program Flowchart)
Flowchart Program merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan.
5.    Flowchart Proses (Process Flowchart)
Flowchart Proses merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem.

Gambar 15. Flowchart Program

6.    PERANCANGAN SPESIFIKASI PROGRAM
Programer bekerja berdasarkan spesifikasi program
Spesifikasi program akan mendefinisikan atau menentukan input, pemrosesan, dan output yang
diperlukan.
Spesifikasi yang baik biasanya menetapkan pemrosesan apa yang diperlukan dengan cara memberikan hubungan (menunjukkan keterkaitan) yang pasti antara output dan input yang dihasilkan dari pemrosesan itu Spesifikasi program menerangkan sejumlah metode dan notasi yang digunakan untuk menetapkan (menspesifikasikan) program apa yang perlu dilakukan dan sejauh mana metode dan notasi tersebut diperlukan untuk melakukan program.

Persyaratan / Keperluan Umum
Beberapa tujuan desain umum bisa dinyatakan secara eksplisit sebagai bagian dari spesifikasi
program
Persyaratan / keperluan desain program terbagi ke dalam kategori umum berikut :
·      Gaya desain program dan presentasinya
·      Reliabilitas program
·      Efisiensi program
·      Waktu pengembangan (pembuatan) program
·      Biaya pengembangan program
·      Dokumentasi program

Spesifikasi Terinci
Tiga area spesifikasi yang penting :
·      Spesifikasi input
·      Spesifikasi output
·      Spesifikasi pemrosesan

Spesifikasi Input
Dua pertimbangan utamanya adalah definisi (penetapan) :
·      Item data yang akan dimasukkan (input)
·      Jenis data
·      Nilai yang valid untuk item data tersebut
·      Tindakan yang akan dilakukan jika pemakai berusaha memasukkan data invalid
·      Format yang akan digunakan untuk memasukkan nilai-nilai data input
·      Layout layar untuk input  screen layout charts

Spesifikasi Output
Pertimbangan utamanya adalah definisi (penetapan) :
·      Data apa yang akan di-output (dihasilkan)
·      Bagaimana ia diperoleh dari data input
·      Kapan ia akan dihasilkan
·      Bagaimana bentuk hasilnya nanti
·      Format yang digunakan data yang akan dioutput Print layout chart

Spesifikasi Proses
Harus memberikan definisi presisi tentang pemrosesan apa yang diperlukan dengan memberikan (gambaran) hubungan antara data input dan data output.
Beberapa cara standar penetapan (penspesifikasian) pemrosesan :
·      Bahasa inggris
·      Pseudo-code
·      Flowchart
·      Diagram blok struktur program
·      Diagram warnier
·      Tabel keputusan dan pohon keputusan

Flowchart Program
Cara untuk menunjukkan, dalam bentuk diagram, rangkaian langkah dalam menjalankan suatu tugas pemrograman

Flowchart Program
·      Flowchart program garis besar
Merepresentasikan (mewakili) operasi-operasi komputer sebenarnya secara garis besarnya saja
·      Flowchart program terinci
Terbuat dari chart faris besar dan akan berisi langkah-langkah komputer terinci yang diperlukan untujk menjalankan tugas tertentu.
Dari chart inilah programmer membuat atau menyiapkan lembaran pengkodean program.

7.    IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI
Definisi Sistem
Terdapat dua kelompok pendekatan didalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai berikut ini :
Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.
Pengertian sistem menurut Wikipedia indonesia adalah sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang ihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.
Sedang menurut beberapa ahli pengertian sistem adalah sebagai berikut :
Menurut LUDWIG VON BARTALANFY => Sistem merupakan seperangkat unsure yang saling terikat dalam suatuantar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan.
Menurut ANATOL RAPOROT => Sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain.
Menurut L. ACKOF => Sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yangterdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lainnya.
Pada prinsipnya, setiap sistem selalu terdiri atas empat elemen:
• Objek, yang dapat berupa bagian, elemen, ataupun variabel. Ia dapat benda fisik, abstrak, ataupun keduanya sekaligus; tergantung kepada sifat sistem tersebut.
• Atribut, yang menentukan kualitas atau sifat kepemilikan sistem dan objeknya.
• Hubungan internal, di antara objek-objek di dalamnya.
• Lingkungan, tempat di mana sistem berada
Syarat-syarat sistem :
1. Sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan masalah.
2. Elemen sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan.
3. Adanya hubungan diantara elemen sistem.
4. Unsur dasar dari proses (arus informasi, energi dan material) lebih penting dari pada elemen sistem.
5. Tujuan organisasi lebih penting dari pada tujuan elemen.

Karakteristik Sistem
Karakteristik sistem dapatlah digambarkan sebagai berikut :
Komponen Sistem (Components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak perduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-
sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Jadi, dapat dibayangkan jika dalam suatu sistem ada subsistem yang tidak berjalan/berfungsi sebagaimana mestinya. Tentunya sistem tersebut tidak akan berjalan mulus atau mungkin juga sistem tersebut rusak sehingga dengan sendirinya tujuan sistem tersebut tidak tercapai.
Batas Sistem (Boundary)
Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
Lingkungan Luar Sistem (Environments)
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang merugikan harus ditahan
dan dikendalikan, kalau tidak maka akan menggangu kelangsungan hidup dari sistem.
Penghubung (Interface) Sistem
Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke yang lainnya. Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.
Masukan (Input) Sistem
Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam sistem komputer, program adalah maintenance
input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
Keluaran (Output) Sistem
Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supersistem. Misalnya untuk sistem komputer, panas yang dihasilkan adalah keluaran yang tidak berguna dan merupakan hasil sisa pembuangan, sedang informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.
Pengolah (Process) Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi. Sistem akuntansi akan mengolah data-data transaksi menjadi laporan-laporan keuangan dan laporan-laporan lain yang dibutuhkan oleh manajemen.
Sasaran (Objectives) atau Tujuan (Goal)
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Kalau suatu sistem tidak mempnyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.
Perbedaan suatu sasaran (objectives) dan suatu tujuan (goal) adalah, goal biasanya dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih luas dan sasaran dalam ruang lingkup yang lebih sempit. Bila merupakan suatu sistem utama, seperti misalnya sistem bisnis perusahaan, maka istilah goal lebih tepat diterapkan. Untuk sistem akuntansi atau sistem-sistem lainnya yang merupakan bagian atau subsistem dari sistem bisnis, maka istilah objectives yang lebih tepat. Jadi tergantung dari ruang lingkup mana memandang sistem tersebut. Seringkali tujuan (goal) dan sasaran (objectives) digunakan bergantian dan tidak dibedakan.
Klasifikasi Sistem
deterministik sistem
Sistem dimana operasi-operasi (input/output) yang terjadi didalamnya dapat ditentukan / diketahui dengan pasti.
probabilistik sistem
Sistem yang input dan prosesnya dapat didefinisikan, tetapi output yang dihasilkan tidak dapat ditentukan dengan pasti; (Selalu ada sedikit kesalahan/penyimpangan terhadap ramalan jalannya sistem).
open sistem
Sistem yang mengalami pertukaran energi, materi atau informasi dengan lingkungannya. Sistem ini cenderung memiliki sifat adaptasi, dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga dapat meneruskan eksistensinya.
closed sistem
Sistem fisik di mana proses yang terjadi tidak mengalami pertukaran materi, energi atau informasi dengan lingkungan di luar sistem tersebut.
relatively closed sistem
Sistem yang tertutup tetapi tidak tertutup sama sekali untuk menerima pengaruh-pengaruh lain.
Sistem ini dalam operasinya dapat menerima pengaruh dari luar yang sudah
didefinisikan dalam batas-batas tertentu .
artificial sistem
Sistem yang meniru kejadian dalam alam. Sistem ini dibentuk berdasarkan kejadian di alam di mana manusia tidak mampu melakukannya. Dengan kata lain tiruan yang ada di alam.
natural sistem
Sistem yang dibentuk dari kejadian dalam alam.
manned sistem
Sistem penjelasan tingkah laku yang meliputi keikut sertaan manusia. Sistem ini dapat digambarkan dalam cara-cara sebagai berikut :
H.1. Sistem manusia-manusia.
Sistem yang menitik beratkan hubungan antar manusia.
H.2. Sistem manusia-mesin.
Sistem yang mengikutsertakan mesin untuk suatu tujuan.
H.3. Sistem mesin-mesin.
Sistem yang otomatis di mana manusia mempunyai tugas untuk memulai dan mengakhiri sistem, sementara itu manusia dilibatkan juga untuk memonitor sistem. Mesin berinteraksi dengan mesin untuk melakukan beberapa aktifitas. Pengotomatisan ini menjadikan bertambah pentingnya konsep organisasi, dimana manusia dibebaskan dari tugas-tugas rutin atau tugas-tugas fisik yang berat. Perancang sistem lebih banyak menggunakan metode ” Relatively Closed dan Deterministik Sistem “, karena sistem ini dalam pengerjaannya lebih mudah meramalkan hasil yang akan diperoleh dan lebih mudah diatur dan diawasi.

8.    LATIHAN PERANCANGAN SISTEM
a)      Laporan yang berisi hal2 yang bertentangan dengan maksud untuk perencanaan adalah jenis laporan :
a.      notice report    b. equipoised report    c. variance report    d. comparative report
b)      Laporan yang dibuat sangat sederhana dan jelas dengan maksud supaya permasalahan yang ada dapat jelas dan segera dapat ditangani merupakan penjelasan dari :
a.      notice report    b. equipoised report    c. variance report    d. comparative report
c)       Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengurangi masukan adalah sbb :
a.      menggunakan kode    b. jam dan tanggal diambil dari sistem    
c.   rutin perhitungan dilakukan oleh sistem    d. semua benar

d)      Salah satu cara pengisian caption dengan cara mengisi kotak-kotak ruang kosong disebut :
a.       box caption    b. horizontal caption    c. blocked space caption    d. checklist caption
e)      Caption yang digunakan pada formulir yang dibaca oleh alat scanner (OMR Reader) adalah :
a.       box caption    b. Scannable form caption    c. blocked caption    d. horizontal check caption

Jawaban : BADCB


DAFTAR PUSTAKA

Budi Sutejo Dharma Oetomo, Perencanaan dan Pengembangan Sistem Informasi, Andi Yogya
Hawryszkiewyes, IT, Introduction to System Analysis dan Desain, Prentice Hall, 1988
http://hamzahzakaria.wordpress.com/2012/01/06/komunikasi-data/
Judiyanto HM, Analisis dan Desain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur, Andi Yogya, 1999
Youdin, Edward, Modern Structured Analysis Prentice Hall International