Senin, 31 Oktober 2022

BENTUK PREFIKS BAHASA DAWAN AMANUBAN SELATAN

 BAB I

PENDAHULUAN

1.1.            Latar Belakang

Bahasa Dawan (BD) adalah Bahasa Austrohesia, subkelompok Melayu Polenesia. Bahasa ini disebut juga Uab Meto atau Molok Meto oleh penuturnya, yakni suku Dawan atau Atoin Meto.

Persebarannya meliputi sebagian Kabupaten Belu, Timur Tengah Utara (TTU), Timur Tengah Selatan (TTS), Kabupaten Kupang dan Kodya Kupang. Menurut Sensus Penduduk 2009 SIL Internasional, penutur Bahasa Dawan berjumlah 700.000 (SIL Internasional, 2014). Bahasa Dawan memiliki sepuluh dialek yaitu Molo, Amanatun, Amanuban, Amarasi, Amfoang, Biboki, Miamafo, Manlea, Kupang dan Manulai (Tarno dkk,1992:1).

Bahasa Dawan memiliki ciri yang dapat diamati, baik pada aspek teknologis, morfologis, maupun sintaksis. Secara teknologis, yaitu adanya proses metatenis, pelepasan bunyi, penambahan bunyi dan pemampatan bunyi (Surya, 1984; Tarno dkk, 1992;154,2009). Secara morfologis, Bahasa Dawan bertipe aglutirasi, bersifat vokalis, bersuku kata terbuka, dan dimarkahi dengan kehadiran dikritik pada setiap verbanya (Tarno dkk, 1992:102; Reteg, 2002). Secara sirtaksis, Bahasa Dawan merupakan bahasa yang bertipe nemitatif-akusatif  juga sama seperti bahasa-bahasa lain pada umumnya, yaitu memiliki struktur klausa yang berpredikat verba dan nonverbal. Klausa berpredikat nonverba terdiri atas klausa tata urut SVO atau AVP (Budiarta, 2009; Arka, 2000). dijelaskan pula bahwa Bahasa Dawan berpredikat adjektiva, nomina, preposisi dan numeralia, sedangkan klausa berpredikat verba terdiri atas klausa intransitive dan transitif. 

1.2.             Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, penelitian ini bertujuan untuk menjawab tiga permasalahan yang diformulasikan sebagai berikut :

1.                  Bagaimanakah struktur konstruksi verba serial Bahasa Dawan ?

2.                  Bagaimanakah permasalahan morfologi dan pola urutan verba pada konstruksi verba serial Bahasa Dawan ?

3.                  Tipe konstruksi verba serial apa sajalah yang terdapat pada Bahasa Dawan berdasarkan fungsi dan maknanya ? 

1.3.            Tujuan Masalah

Penelitian ini secara terperinei bertujuan untuk mengkaji beberapa hal sebagai berikut :

1.      Mendeskripsikan struktur verba serial Bahasa Dawan.

2.      Menjelaskan permasalahan morfologis dan pola urutan verba serial Bahasa Dawan.

3.      Menjelaskan tipe konstruksi verba serial.

 

 

 

1.4.            Manfaat

Berdasarkan tujuan penelitian ini, maka dapat memberi sejumlah manfaat secara teoritis dan secara pralitis sebagai berikut :

1.                  Untuk mengetahui peran semantis verba tindakan dalam Bahasa Dawan Amanuban Selatan.

2.                  Sebagai sumbangan sekaligus dasar bagi kajian atau penelitian lanjutan dibidang linguistis khususnya sintasis dan semantis.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

TEORI DAN KONSEP

2.1.             Teori

Bahasa dawan merupakan salah satu bahasa daerah yang ada di Timor. Bahasa Dawan digunakan oleh masyarakat Timor  khususnya Amanuban Selatan sebagai alat komunikasi lisan dalam kehidupan sehari-hari.

Bahasa Dawan memiliki ciri khas yang dapat dilihat pada pola suku kata. Salah satu ciri yang menonjol pada Bahasa Dawan mengenal prefiks. Misalnya kata dasar (Saya) dinyatakan dalam bentuk kata Au.

Pada tataran kalimat, Bahasa Dawan memperlihatkan pada kalimat yang terdiri atas agen pengalaman objek dan lokatif. Semua peran terlihat pada verba  sebagai unsur pengendali utama sejumlah argumen dalam struktur logis : verba tindakan Bahasa Dawan memiliki peran semantis yang berbeda-beda dalam stuktur lahir. Perbedaan seperti ini, ditentukan oleh verba itu sendiri yang melekat pada agen (A) yang berperan sebagai pelaku tindakan.

2.2.            Konsep

Prefiks dalam proses afiksasi merupakan morfem terikat yang diletakkan didepan bentuk asal atau A, proses pembentukan katanya ditentukan oleh lingkungan segmen pertama dari bentuk A dan pada golongan kata mana yang bisa dimasukinya. Prefiks memiliki kesanggupan untuk diletakan dengan satuan-satuan bebas (morfem bebas), tetapi tidak semua morfem bebas dapat diletakan dengan prefiks. Prefiks dalam Bahasa Dawan Amanuban Selatan tidak memiliki keterbatasan.   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PEMBAHASAN

3.1.                 Fungsi Desivasional adalah kemampuan afiks mengubah kategori kata, asal menjadi kategori turunan. Prefiks dalam Bahasa Dawan Amanuban Selatan memiliki fungsi Desivasional adalah : prefiks (a-), (ma-), (hai-). Untuk lebih jelasnya akan dibahas berikut ini :

a.      Fungsi prefiks (a-)

(a-) +  bakat, “curi”           abakat (pencuri)

(a-) +  Pehet, “malas”       Apehet (pemalas)

(a-) +  Poiba “tipu”           Apoiba (penipu)

Dari data diatas proses pembentukan katanya dapat dirumuskan :

(a-) +  (Bakat) v ) N

(a-) +  (Pehet) v ) N

(a-) +  (Poiba) v ) N

Analisis diatas menujukan prefiks (a-) mempunyai fungsi desivasional mentrasformasi verba dan adjektiva menjadi nomina.

b.      Fungsi prefiks (ma-)

(ma-) + Nenu, “terlalu”          Manenu (keterlaluan)

(ma-) + Sufa, “bunyi”             Masufa (berbunyi)

Data diatas dapat dirumuskan :

(ma- + (Nenu) N ) v

(ma- + (Sufa) N ) v

Analisis data diatas menunjukan prefiks (ma-) memiliki fungsi desivasional mentransformasi nomina menjadi verba proses.

c.       Fungsi prefiks (hai-)

(hai-) + Miah, “makan”           Haimiah (kami makan)

(hai-) + Mtok, “duduk”           Haimtok (kami duduk)

Data diatas dapat dirumuskan :

(hai- + (Miah) Adj ) v

(hai- + (Mtok) Adj ) v

Analisis diatas menunjukan prefiks (hai-)  memiliki fungsi desivasional mentransformasi adjektiva menjadi verba tindakan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

PENUTUP

4.1.                 Kesimpulan

Fungsi Desivasional prefiks (a-) mentransformasi verba dan adjektiva menjadi nomina, prefiks (ma-) mentransformasi nomina menjadi verba, dan prefiks (hai-) mentransformasi adjektiva menjadi verba. Prefiks (a-) memiliki makna insan atau orang yang memiliki sifat yang sesuai dengan bentuk asal, prefiks (ma-) memiliki makna proses menghasilkan sesuai denagan bentuk asal, prefiks (hai-) maknanya kausatif.

4.2.                 Saran

Dari penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran penulis sangat mengharapkan agar bisa menambah wawasan kepada kita semua.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Herbet Jerdner W; Die KUAN FATU Chronik. From Und Kontext der

mundliehen Diehtung der Atoin Meto (Amanuban, Westtimor). Berlin Hamburg: Dietrieh Reimer, 1999.

Piet A. Tallo : OKOMAMA: Simbol Pendekatan Masyarakat Timor, soe 1990.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar