Senin, 31 Oktober 2022

PROPOSAL MINI TENTANG “MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO”

 LEMBAR PERSETUJUAN

 

Proposal oleh: Meri Adrisa Neno telah disetujui untuk diuji oleh penguji pada juni 2015.

 

MENYETUJUI

           

           

PEMBIMBING                                                            PENULIS

 

 

“ Petrus Woly, S.Pd; M.Hum”                                      “ Meri A. Neno”

 

 

 

 

 

Mengetahui,

Ketua Program Studi Bahasa

Dan Sastra Indonesia

 

 

“ Petrus Woly, S.Pd; M.Hum”    

 

 

 

 

DAFTAR ISI

           

HALAMAN JUDUL

 

JUDUL

 

LEMBAR PERSETUJUAN

 

DAFTAR ISI

 

DAFTAR TABEL

 

DAFTAR LAMPIRAN

 

BAB I  PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang

 

B. Perumusan Masalah

 

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

 

1.1 Tujuan Penulisan

 

1.2 Manfaat Penulisan

 

BAB II  KAJIAN TEORITIS

DAN METODOLOGI PENULISAN

 

BAB III PEMBAHASAN

 

2.1 Deskripsi Kasus

 

2.2 Analisis Kasus

 

BAB IV PENUTUP

 

3.1 Kesimpulan

 

3.2 Saran

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

 

DAFTAR TABEL

 

            1. Tabel 1.1 Keadaan siswa menurut tingkat dan agama...........................................................

            2. Tabel 1.2 Kelompok siswa menurut tingkat jenis kelamin dan kelompok umur...................

            3. Tabel 1.3 Kepala Sekolah, Guru dan tenaga administrasi menurut status kepegawaian........

            4. Tabel 1.4 Kepala sekolah dan Guru menurut kelompok umur dan masa kerja seluruhnya.....

 

 

 

DAFTAR LAMPIRAN

 

            1. Lampiran 1 Surat izin penelitian...............................................

            2. Lampiran 2 Surat Keterangan selesai penelitian.......................

            3. Lampiran 3 Pedoman Wawancara.............................................

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

           

 

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

            Tidak mudah bagi guru bahasa Indonesia untuk mengajarkan keterampilan berbahasa karena bahasa merupakan alat untuk berpikir dan belajar. Dengan adanya bahasa memungkinkan seseorang untuk berpikir secara abstrak. Seseorang dapat memikirkan sesuatu meskipun objek yang dipikirkan itu tidak berada didekatnya. Dengan bahasa, seseorang dapat mengekspresikan sikap dan perasaannya. Seseorang dapat menyampaikan segala hal yang berkecambuk dalam pikiran dan hatinya, tidak hanya dengan ekspresi dan gerak-gerik tubuh, tetapi juga dengan bahasa. Bahasa dapat pula dianggap sebagai alat komunikasi yang paling tepat. Dengan begitu guru harus bekerja keras untuk menampilkan sesuatu yang terbaik, sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti setiap materi yang akan diajarkan.

            Dalam Kurikulum Tingkat  Satuan Pendidikan (KTSP), terdapat empat keterampilan berbahasa diantaranya: Keterampilan Menyimak (Listening Skills), Keterampilan berbicara (Speaking Skills), Keterampilan membaca (Reading skills), dan Keterampilan Menulis (Writing Skills). Diantara keempat keterampilan tersebut, keterampilan terdapat diawal karena seseorang belajar bahasa tidak hanya langsung berbicara, membaca dan menulis tetapi, terlebih dahulu menyimak atau mendengarkan.

            Menulis pada dasarnya bukan hanya sekedar menuangkan bahasa ujaran ke dalam sebuah tulisan, tapi merupakan ujaran mekanisme curahan ide, gagasan atau ilmu yang dituliskan dengan struktur yang benar, berkoherensi dengan baik antar paragraf dan bebas dari kesalahan-kesalahan mekanik seperti ejaan dan tanda baca. Menulis adalah sebuah kemampuan, kemahiran dan kepiwaian seseorang dalam menyelesaikan gagasannya ke dalam sebuah wacana agar dapat diterima oleh pembaca yang heterogen baik secara intelektual maupun sosial.

            Tarigan (1994:4) menyatakan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis, penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa dan kosa kata. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur.

            Keterampilan menulis merupakan kegiatan berbahasa yang harus diajarkan kepada siswa karena kegiatan ini merupakan penentu keberhasilan dalam pengajaran. Dengan menulis siswa dapat lebih mengenali keterampilan potensi diri untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang suatu topik yang disampaikan. Untuk mengembangkan topik ini siswa harus berpikir dalam menggali pengetahuan serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulisnya. Dengan demikian, menulis memperluas wawasan baik secara teoritis maupun mengenai fakta-fakta yang berhubungan dengan pidato.

 

B. Perumusan Masalah

            Adapun beberapa perumusan masalah yang bertitik tolak pada permasalahan di atas, penulis mencoba merumuskan penulisan Proposal Mini dalam bentuk pertanyaan yaitu: “mampukah metode kolaborasi meningkatkan kemampuan menulis teks pidato siswa kelas x SMA Negeri Kuanfatu, pada tahun ajaran 2015/2016 dengan baik”?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

            1.1 Tujuan Penulisan

            Untuk mengetahui kemampuan penulis dalam melaksanakan pembelajaran menulis teks pidato dengan menggunakan metode kolaborasi: (a). Untuk mengetahui kemampuan menulis teks pidato siswa kelas x SMA Negeri Kuanfatu pafda tahun 2015/2016. (b). Untuk mengetahui ketepatan metode kolaborasi dalam pembelajaran menulis teks pidato pada siswa kelas x SMA Negeri Kuanfatu.

            1.2 Manfaat Penulisan

            Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara psikis; secara teoritis dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu dan mendukung teori menulis yang sudah ada; secara praktis kemampuan menulis teks pidato dapat ditumbuh kembangkan dan dibina secara berkesinambungan sampai Perguruan Tinggi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN METODELOGI PENULISAN

 

            Seperti telah penulis kemukakan di atas bahwa penelitian ini penulis lakukan untuk mengetahui kemampuan menulis teks  pidato siswa dengan prestasi belajar. Dengan demikian, metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Dengan metode ini penulis mendeskripsikan dan menganalisis kemampuan menulis teks pidato menggunakan metode kolaborasi dengan prestasi belajar siswa kelas x SMA Negeri Kuanfatu di Tahun Ajaran 2015/2016. Metode penulisan Proposal Mini ini juga, dengan menggunakan bahan-bahan penunjang yang berhubungan dengan permasalahan.

            Metodelogi yang dipakai dalam penulisan Proposal Mini adalah metode deskriptif yang bersifat eskploratif. Ahli yang menemukan tentang penelitian ini adalah (Sukardi, 2003: 162), mengatakan bahwa: penelitian deskriptif adalah suatu metode penulisan yang berusaha menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya, dengan tujuan menggambarkan sistematis fakta dan karakteristik objek yang diteliti secara tepat.

 

 

 

 

 

 

 

 

           

           

           

 

 

 

BAB III

PEMBAHASAN

 

            Menulis bukan hanya sekedar menuangkan bahasa ujaran ke dalam sebuah tulisan, tetapi merupakan ujaran mekanisme curahan ide, gagasan, atau ilmu yang dituliskan dengan struktur yang benar, berkoherensi dengan baik antar paragraf dan bebas dari kesalahan-kesalahan mekanik seperti ejaan dan tanda baca. Menulis adalah sebuah kemampuan, kemahiran dan kepiwaian seseorang dalam menyampaikan gagasan ke dalam sebuah wacana agar dapat diterima oleh pembaca yang heterogen secara intelektual dan maupun sosial.

            Dalam kehidupan sehari-hari, kita pernah mendengarkan pidato, dimedia elektronik maupun dalam bentuk pertemuan tetapi tidak banyak dari mereka yang memahami bagaimana cara membuat pidato yang baik dan benar. Karena meskipun sudah termasuk dalam kurikulum pelajaran bahasa Indonesia, nyatanya masih sedikit guru-guru yang memberikan perhatian lebih untuk subjek yang satu ini. Padahal pidato sangat besar manfaatnya terutama untuk anak usia sekolah, kerena selain dapat mengasah kemampuan verbal dalam mengungkapkan pendapat, pidato juga terbukti dapat meningkatkan rasa percaya diri dalam menghadapi orang banyak. Tidak banyak pula contoh naskah pidato yang baik dan benar yang beredar dimasyarakat, kecuali beberapa contoh pendek dalam buku pelajaran bahasa Indonesia.

            Tentunya kami sebagai anak-anak bangsa merasa prihatin dengan kondisi tersebut, terutama jika memikirkan dampak negatifnya untuk generasi-generasi muda Indonesia, maka dari situlah kami memutuskan untuk mempulish beberapa informasi yang secara lengkap berisi tentang contoh naskah pidato yang baik dan benar. Begitu pula dalam berpidato para pembaca pandangannya harus ke depan tidak hanya fokus saja pada teks yang ada, tetapi pembaca harus menguasai isi dari sebuah pidato tersebut. Bila ia sering berpidato dan akrab dengan dunia pidato, secara otomatis pidato tidak menjadi asing baginya. Bahkan, sedikit banyak ia mampu berpidato dengan baik. Dalam berpidato juga seseorang dapat menggunakan berbagai macam metode yang ada misalnya dalam hal ini menghafal naskah (teks yang dipersiapkan sebelumnya), impromtu (bersifat spontan, tanpa persiapan).

            Dalam penulisan Proposal Mini ini, penulis dapat mengambil topik “ Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Pidato” khususnya dalam teks pidato” Perpisahan” Kelas XII SMA Negeri Kuanfatu pada tahun 2015/2016. Berdasarkan pidato” Perpisahan” ini merupakan suatu perpisahan bagi Kepala Sekolah, Guru, Pegawai, serta siswa-siswi Kelas X sampai Kelas XI SMA Negeri Kuanfatu pada tahun 2015/2016.

A. Deskripsi Kasus.

            Kasus-kasus yang dialami oleh para siswa boleh dikatakan masih bisa dikontrol dan diatasi dengan baik. Persoalan para siswa-siswa berhubungan dengan kenakalan remaja dan persoalan siswa yang sedang berusaha untuk mengaktualisasikan hidup mereka dengan para sesama, para siswa seumur hidup, dengan para gurunya, dengan para penjaga dan satpam dengan para pegawai administrasi sekolah bahkan dengan masyarakat dengan aparat keamanan yang datang. Pertama-tama patut diakui bahwa ketika para remaja itu menginjak bangku SMA, seketika postur tubuh mereka menjadi sedemikian besar. Ciri fisik mereka menunjukkan tanda-tanda dewasa yang mulai tinggi.

B. Analisis Kasus.

            Pada kasus Pidato  ini kita dapat melihat bahwa pada saat siswa membaca tidak ada gangguan teknis karena siswa yang berpidato menggunakan, naskah dan tidak ada massa yang dapat menyebabkan gangguan teknis. Pada contoh kasus ini yang terjadi adalah gangguan semantik, sehingga terjadi berbagai macam makna dari pidato siswa tersebut.

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

PENUTUP

 

A. Kesimpulan

            Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, pidato merupakan suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan dengan orang banyak. Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik atau umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karier yang baik.

B. Saran

            Dari penulisan Proposal Mini ini penulis dapat menyarankan kepada pembaca, agar lebih kritis dan bersifat rasional dalam mencapai cita-cita. Dan juga penulis disarankan kepada mahasiswa untuk lebih kritis dan lebih cermat dalam menulis Proposal Mini yang terdapat dalam sebuah pidato.

           

           

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

ABSTRAK

            Meri Adrisa Neno 1388201334, 2015 Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Pidato, Pembimbing I Petrus Woly, S.Pd; M.Hum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui model pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia bagi siswa yang berkebutuhan khususnya pada sekolah SMA Negeri Kuanfatu.

            Tujuan penulisan Proposal ini adalah untuk mengetahui model pembelajaran bagi siswa Kelas X SMA Negeri Kuanfatu. Dan metode yang digunakan dalam penulisan Proposal ini adalah metode eksperimen dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dengan dokumenter. Dalam penulisan ini juga, kita akan mengetahui bagaimana cara berpidato dengan baik dan benar.

BAAN MAFET MAMONET “JANJI ADAT”

 

BAAN MAFET MAMONET

“JANJI ADAT”

Transkripsi

Terjemahan

Nuakit tabu i

Kami berdua saat ini

Tok bale teta

Duduk di tempat sendiri

Tok ume teta

Duduk dirumah sendiri

Natuin hai nuakai

Karena kami berdua bersama-sama

Bae feto bae mone hai lomit

Keinginan perempuan dan laki-laki dengan keponakan

Es nane maminai hai monit

Karena itu carilah hidupMu

Atoni ho lene nanes

Laki-laki, kebunMu berisi

Ho tua, namak

NiraMu berisi

Hai anfeto ho mepu tenu muhin

Anak perempuan kita, pintar menenun

Lunat namas

Menganyam bagus

Mes au ok au bae

Nanti saya dengan nyadu

Hai mi ekum fani

Kami bertemu kembali

Alkai malin okoke

Kami bersenang-senang

 

PENJELASAN

            Tuturan  ritual  Baan  Mah  Fet  Mah  Monet  terdiri  dari  tiga  matra, larik  I dan  matra  I  dimulai  dengan  frasa  nomina  nua  kit  ‘ kamu  berdua’  yang  bergayut  dengan  frasa  adverbia  waktu  tabu  i  “saat  ini”.

            Nua  kit  tabu  i.

            Dua  kamu  saat  ini.

            “Kamu  berdua,  saat  ini”.

            Larik  I  matra  I  ini  kemudian  diikuti  oleh  bentuk  pararelisme  pada  larik  II  dan  larik  II matra  I, sebagaimana  data  di  bawah  ini.

           

Tok  bale  teta .

            Duduk  tempat  sendiri.

            “Duduk  di  tempat  sendiri”.

            Tok  ume  teta.

            Duduk  rumah  sendiri .

            “Duduk  di  rumah  sendiri”.

            Dari  larik  I  matra  I  tok  bale  teta “duduk  tempat  sendiri”, “tok  ume  teta”  duduk  rumah  sendiri . Konsep  ini  menjelaskan  bahwa  perkawinan  dipersepsikan  sebagai  jalinan  hubungan  yang  sacral  tetapi  juga  sebagai  kebersamaan  seorang  laki-laki  dan  seorang  wanita  untuk  menata  kehidupan  yang  baik.  Dalam  hal  ini  konsep, konsep  tok  bale  teta  dan  tok  ume  teta  berhubungan  dengan  konsep  monit  naleko “hidup  baik”.  

            Larik  selanjutnya  yaitu  larik  IV matra  I memiliki  hubungan  dengan  larik  V matra  I,  di mana  larik  IV jelaskan  oleh  larik  V, larik-larik  tersebut   terlihat  pada  tuturan  di  bawah  ini:

            Natuin  hai  nua  kai.

            Karena  kita,  dua  kita.

            “Karena  kita  berdua  bersama-sama”.

            Bae  feto  ma bae  mone  hai  lomit.

            Keponakan  perempuan   keponakan  laki-laki   kita  yang  mau.

            “Keinginan  keponakan  perempuan  dan  keponakan  laki-laki”.

            Larik  di  atas  dapat  menjelaskan  bahwa  bae  feto “ keponakan  perempuan”  dan  bae  mone  ‘keponakan  laki-laki ‘  adalah  keinginan  mereka  berdua  untuk  menjalani  hidup  mereka  disaat  suka  maupun  duka.  Dalam  hal  ini  paman  dari  pihak  laki-laki  tidak  menyatakan  secara  langsung  dengan  kedua  pasangan  ini, atau  keluarga  baru  ini,  tetap  dengan  keponakan  laki-laki  dan  keponakan  perempuan . Maka  dari  situ,  menyatulah  kedua  kelompok  keluarga  tersebut.

            Bagian  selanjutnya,  larik I matra  II,  ditandai  dengan  konsep  maminai  himonit  “carilah  hidupmu” .  Dan  konsep  ini  juga  berhubungan  dengan  konsep  tok  bale  teta  “duduk  tempat  sendiri” “tok  ume  teta”  duduk  rumah  sendiri’  dan  lomin  ‘ kemauan’ .  larik  I matra  II  dapat  dilihat  pada   tuturan  ritual  di  bawah  ini: 

            Esnane  maminai  himonit .

            Karena  itu  cari  kamu  hidupMu .

                        Dari  larik  di  atas  maminai  himonit ‘ carilah  hidupmu ‘ ini  menjelaskan  bahwa  bekerja  keras, tidak  menipu,  mencuri  dan  melakukan  pekerjaan  yang  berhubungan  dengan  hokum  kemasyarakatan. Hasil  kebun  yang  melimpah  juga  diperoleh  dari  nilai  religiutas  dari  masing-masing  individu.

            Atoni  ho  lene  nanes.

            Laki-laki  kau  kebun  bagus.

            “Laki-laki, kebunmu  berisi”.

            Ho  tua  nanes.

            Kau  nira  berisi .

            “Niramu  berisi”.

            Hai anfeto hom mepu   tenu  muhin.

            Kami  anak  perempuan   kau  kerja     tenun  pintar.

            “Anak  perempuan  kita,  pintar  menenun” .

            Lunat  namas.

            Anyam  bagus.

            ‘ Menganyam  bagus’ .

            Secara  paradigmatic, konsep  maminai  himonit ‘ carilah  hidupmu’  dapat  memiliki  empat  bagian  yang  sangat  penting  dalam  sebuah  keluarga  yaitu (1).  Lene  namas ‘ kebun  bagus’ ,  (2). Tua  nanes  ‘ nira  berisi ‘ ,  (3). Mepu  tenu  muhin ‘ kerja  tenun  pintar ‘ dan  (4). Lunat  namas ‘ anyam  bagus ‘.

            Bagian  selanjutnya,  yaitu  matra  III  secara  keseluruhan  dapat  dilihat pada  data  di  bawah  ini:

            Mes  au ok  au  bae.

            Nanti  saya  dengan saya  keponakan.

            “Nanti  saya  dengan keponakan  saya”.

            Alkai  malin ok  oke.

            Semua  kami   senang   bersama-sama.

            “kami  bersenang-senang  bersama-sama” .

            Matra  III  tuturan  ritual, Baan  mafet  Mamonet  terpusat  pada  larik  I,  yaitu  pada  bentuk  lingual  au ‘ saya ‘.  Penandaan  sikap  dan  perilaku  terdapat  pada  bentuk  lingual  miekum  fani ‘ bertemu  kembali “yang  secara  paradigmatic  bergayut  dengan  bentuk  lingual  malin  okoke ”bersenang-senang”.