Pengertian Dan Fungsi Persediaan Menurut Para Ahli
Persediaan
(inventory) dalam konteks produksi dapat diartikan sebagai sumber daya
menganggur (idle resource). Sumber daya menganggur ini belum digunakan karena
menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud dengan proses lebih lanjut dapat
berupa kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem
distribusi ataupun kegiatan konsumsi seperti pada sistem rumah tangga.
Setiap
perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan produksi akan memerlukan persediaan
bahan baku. Dengan tersedianya persediaan bahan baku maka diharapkan sebuah
perusahaan industri dapat melakukan proses produksi sesuai kebutuhan atau
permintaan konsumen. Selain itu dengan adanya persediaan bahan baku yang cukup
tersedia di gudang juga diharapkan dapat memperlancar kegiatan produksi
perusahaan dan dapat menghindari terjadinya kekurangan bahan baku.
Keterlambatan jadwal pemenuhan produk yang dipesan konsumen dapat merugikan
perusahaan dalam hal ini image yang kurang baik.
Beberapa pendapat mengenai pengertian dari persediaan adalah
:
a. Persediaan
adalah segala sesuatu atau sumber daya-sumber daya organisasi yang disimpan
dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan baik internal maupun
eksternal.
b. Persediaan
adalah bagian utama dari modal kerja, merupakan aktiva yang pada setiap saat
mengalami perubahan.
c. Inventory
atau persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva
yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus-menerus mengalami perubahan.
Alasan Diadakannya Persediaan
Semua
perusahaan yang melaksanakan proses produksi pada prinsipnya akan
menyelenggarakan persediaan bahan baku untuk kelangsungan proses produksi dalam
perusahaan tersebut. Beberapa hal yang menyebabkan suatu perusahaan harus
menyelenggarakan persediaan bahan baku, adalah:
a. Bahan yang
akan digunakan untuk pelaksanaan proses produksi perusahaan tersebut tidak
dapat dibeli atau didatangkan secara satu persatu dalam jumlah unit yang
diperlukan perusahaan serta pada saat barang tersebut akan dipergunakan untuk
proses produksi perusahaan tersebut. Bahan baku tersebut pada umumnya akan
dibeli dalam jumlah tertentu, dimana jumlah tertentu ini akan dipergunakan
untuk menunjang pelaksanaan proses produksi perusahaan yang bersangkutan dalam
beberapa waktu tertentu pula. Dengan keadaan semacam ini maka bahan baku yang
sudah dibeli oleh perusahaan namun belum dipergunakan untuk proses produksi
akan masuk sebagai persediaan bahan baku dalam perusahaan tersebut.
b. Apabila
perusahaan tidak mempunyai persediaan bahan baku, sedangkan bahan baku yang
dipesan belum datang maka pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan tersebut
akan terganggu. Ketiadaan bahan baku tersebut akan mengakibatkan terhentinya
pelaksanaan proses produksi pengadaan bahan baku, dengan cara tersebut akan
membawa konsekuensi bertambah tingginya harga beli bahan baku yang dipergunakan
oleh perusahaan. Keadaan tersebut tentunya akan membawa kerugian bagi
perusahaan.
c. Untuk
menghindari kekurangan bahan baku tersebut, maka suatu perusahaan dapat
menyediakan bahan baku dalam jumlah yang banyak. Tetapi persediaan bahan baku
dalam jumlah besar tersebut akan mengakibatkan terjadinya biaya persediaan
bahan yang semakin besar pula. Besarnya biaya yang semakin besar ini berarti
akan mengurangi keuntungan perusahaan. Disamping itu, resiko kerusakan bahan
juga akan bertambah besar apabila persediaan bahan bakunya besar.
Fungsi Persediaan
Fungsi utama
persediaan yaitu sebagai penyangga, penghubung antar proses produksi dan
distribusi untuk memperoleh efisiensi. Fungsi lain persediaan yaitu sebagai
stabilisator harga terhadap fluktuasi permintaan. Lebih spesifik, persediaan
dapat dikategorikan berdasarkan fungsinya sebagai berikut :
a. Persediaan
dalam Lot Size
Persediaan
muncul karena ada persyaratan ekonomis untuk penyediaan (replishment) kembali.
Penyediaan dalam lot yang besar atau dengan kecepatan sedikit lebih cepat dari
permintaan akan lebih ekonomis. Faktor penentu persyaratan ekonomis antara lain
biaya setup, biaya persiapan produksi atau pembelian dan biaya transport.
b. Persediaan
Cadangan
Pengendalian
persediaan timbul berkenaan dengan ketidakpastian. Peramalan permintaan
konsumen biasanya diprediksi peramalan. Waktu siklus produksi (lead time)
mungkin lebih dalam dari yang diprediksi. Jumlah produksi yang ditolak (reject)
hanya bisa diprediksi dalam proses. Persediaan cadangan mengamankan kegagalan
mencapai permintaan konsumen atau memenuhi kebutuhan manufaktur tepat pada
waktunya.
c. Persediaan
Antisipasi
Persediaan
dapat timbul mengantisipasi terjadinya penurunan persediaan (supply) dan
kenaikan permintaan (demand) atau kenaikan harga. Untuk menjaga kontinuitas
pengiriman produk ke konsumen, suatu perusahaan dapat memelihara persediaan
dalam rangka liburan tenaga kerja atau antisipasi terjadinya pemogokan tenaga
kerja.
d. Persediaan
Pipeline
Sistem
persediaan dapat diibaratkan sebagai sekumpulan tempat (stock point) dengan
aliran di antara tempat persediaan tersebut. Pengendalian persediaan terdiri
dari pengendalian aliran persediaan dan jumlah persediaan akan terakumulasi di
tempat persediaan. Jika aliran melibatkan perubahan fisik produk, seperti
perlakuan panas atau perakitan beberapa komponen, persediaan dalam aliran
tersebut persediaan setengah jadi (work in process). Jika suatu produk tidak
dapat berubah secara fisik tetapi dipindahkan dari suatu tempat penyimpanan ke
tempat penyimpanan lain, persediaan disebut persediaan transportasi. Jumlah
dari persediaan setengah jadi dan persediaan transportasi disebut persediaan
pipeline. Persediaan pipeline merupakan total investasi perubahan dan harus
dikendalikan.
e. Persediaan
Lebih
Yaitu
persediaan yang tidak dapat digunakan karena kelebihan atau kerusakan fisik
yang terjadi.
Jenis-Jenis Persediaan
Persediaan
dapat dikelompokkan menurut jenis dan posisi barang tersebut, yaitu :
a. Persediaan
bahan baku (raw material), yaitu persediaan barang-barang berwujud yang
digunakan dalam proses produksi. Barang ini diperoleh dari sumber-sumber alam
atau dibeli dari supplier atau perusahaan yang membuat atau menghasilkan bahan
baku untuk perusahaan lain yang menggunakannya.
b. Persediaan
komponen-komponen rakitan (purchased parts), yaitu persediaan barang-barang
yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari perusahaan lain yang
dapat secara langsung dirakit atau diasembling dengan komponen lain tanpa
melalui proses produksi sebelumnya.
c. Persediaan
bahan pembantu atau penolong (supplies), yaitu persediaan barang-barang yang
diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen
barang jadi.
d. Persediaan
barang setengah jadi atau barang dalam proses (work in process), yaitu
persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam
proses produksi atau yang telah diolah.
wong gemblung
BalasHapus